Suasana Masjidil Haram Makkah di saat musim haji di waktu malam hari.
MENUNAIKAN ibadah haji merupakan salah satu bentuk pengabdian paling mulia dalam ajaran Islam.
Sebagai rukun islam kelima, perjalanan suci ibadah haji menjadi dambaan bagi setiap umat islam yang ingin menyempurnakan ibadahnya.
Kewajiban menunaikan haji hanya berlaku bagi mereka yang telah memiliki kemampuan, baik secara fisik, mental, maupun finansial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Artinya, tidak semua orang wajib berhaji, kecuali mereka yang benar-benar mampu melaksanakannya dengan niat yang kuat.
Berbagai persiapan maksimal dan bekal terbaik pasti telah dilakukan oleh calon jemaah sebagai bentuk ikhtiar untuk kesempurnaan dalam pelaksanaan ibadah haji nantinya.
Tentunya bagi umat islam pasti mengetahui ibadah haji itu merupakan kesempatan yang penuh berkah dan kebahagiaan.
Karena tidak semua orang berkesempatan bisa pergi ke tanah suci untuk berhaji.
Jadi, wajar saja jika menjadi tamu Allah dan berada di tempat yang mulia serta waktu yang istimewa adalah momen berharga yang harus dimanfaatkan untuk beribadah secara maksimal dan khusyuk.

“Pesan saya, kita semua mendoakan, semoga para jemaah calon haji (JCH) Kota Sabang senantiasa diberikan kesehatan selama berada di sana, diberikan kelancaran dalam melaksanakan semua rangkaian ibadah haji, dan kembali ke Sabang tetap dalam keadaan sehat wal afiat.
Jaga kesehatan dan fokus dalam melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh dan jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu selama melaksanakan ibadah haji.

Tujuan utama ke sana adalah untuk beribadah.
Jadi, fokus saja ibadah di sana, penuhi rukun dan syaratnya. Semoga semua jemaah calon haji Kota Sabang selama menunaikan ibadah haji berjalan dengan lancar dan kembali sebagai haji yang mabrur,” pesan Pj Wali Kota Sabang Andre Nourman saat melepas 17 jemaah calon haji Kota Sabang di Pelabuhan Balohan, Kota Sabang, Jumat (24/5).
Pada kesempatan itu, Andre Nourman juga menekankan kepada seluruh JCH Kota Sabang pentingnya menjaga kebersamaan antar jemaah selama berada di tanah suci.
Karena dalam situasi ibadah seperti ini, dengan jutaan manusia yang datang dari berbagai daerah dan dari berbagai penjuru dunia berkumpul di sana dibutuhkan solidaritas kebersamaan untuk saling menjaga dan saling membantu.

Termasuk juga untuk saling mengingatkan agar menghindari kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan ibadah, apalagi dilaporkan sekarang, saat ini cuaca di sana sangat panas, diperkirakan mencapai 42 hingga 45 derajat celcius. Tentunya jauh berbeda dengan cuaca di tanah air.
Begitu juga dalam menghadapi berbagai dinamika lainnya di sana, baik itu akomodasi, konsumsi, transportasi dan juga keramaian, khususnya saat puncak haji.
Maka perlu kesiapan dalam menghadapi beberapa kondisi tersebut dengan tetap sabar, kompak dan saling membantu. Karena kepedulian, kepekaan terhadap lingkungan dan kerendahan hati menjadi salah satu wasilah meraih haji yang mabrur.[red]