iOS vs Android: Mana yang Lebih Aman? Ini Faktanya

1 hour ago 1

Selular.id – Perdebatan klasik soal keamanan sistem operasi mobile kembali mengemuka seiring meningkatnya ancaman siber.

iOS kerap dianggap lebih aman ketimbang Android berkat kontrol ketat Apple atas ekosistemnya. Namun, benarkah klaim ini mutlak adanya, atau sekadar mitos yang bertahan lama?

Dilansir dari BGR.com, pendekatan keamanan iOS memang terlihat lebih terstandarisasi. Apple mengendalikan penuh perangkat keras, sistem operasi, hingga distribusi aplikasi melalui App Store.

Fitur keamanan seperti Secure Enclave memastikan data sensitif, termasuk biometrik wajah dan sidik jari, tetap terenkripsi bahkan jika perangkat diretas.

Pada perangkat terbaru seperti iPhone 17, Apple telah melengkapi dengan Memory Integrity Enforcement (MIE) untuk mencegah serangan spyware dan eksploitasi memori.

Keunggulan lain iOS terletak pada dukungan pembaruan keamanan yang panjang, biasanya mencapai lima hingga enam tahun.

Artinya, pengguna iPhone lama tetap mendapatkan patch keamanan terbaru untuk melindungi perangkat mereka.

Hal ini menjadi kontras dengan lanskap dukungan pembaruan di dunia Android yang sangat bergantung pada produsen perangkat.

Fragmentasi dan Tantangan Keamanan Android

Di sisi lain, dukungan pembaruan untuk Android sangat beragam. Google Pixel generasi terbaru menjanjikan update firmware dan security patch hingga tujuh tahun, menandingi bahkan melampaui komitmen Apple.

Namun, banyak produsen lain hanya memberikan dukungan pembaruan selama 2–3 tahun.

Fragmentasi sistem ini menciptakan kerentanan, di mana jutaan perangkat Android menjadi rentan karena tidak lagi menerima update keamanan penting.

Karakter Android yang open-source membawa keuntungan fleksibilitas dan akses luas, tetapi juga membuka celah risiko.

Meskipun Google Play Store menerapkan sistem pemindaian melalui Google Play Protect, pengguna Android memiliki opsi untuk mengubah pengaturan dan memasang aplikasi dari luar toko resmi.

Praktik sideloading inilah yang sering kali meningkatkan peluang masuknya malware, spyware, atau aplikasi rekayasa sosial ke dalam perangkat.

Lapisan Keamanan Tambahan dari Produsen

Namun, narasi bahwa semua perangkat Android memiliki tingkat keamanan yang sama adalah keliru.

Beberapa produsen ternama telah menambahkan lapisan proteksi ekstra yang signifikan.

Samsung, misalnya, membekali lini Galaxy dengan platform keamanan enterprise-grade bernama Samsung Knox.

Sementara itu, Google Pixel menghadirkan chip keamanan khusus Titan M2 yang didedikasikan untuk melindungi data paling sensitif.

Sistem proteksi berbasis kecerdasan buatan (AI) pada Android generasi baru juga digadang-gadang mampu meningkatkan deteksi ancaman secara real-time, mulai dari saat mengakses email, menerima panggilan, hingga menjelajahi web.

Namun, penting untuk dicatat bahwa fitur-fitur canggih ini tidak bersifat universal.

Ketersediaannya sangat bergantung pada perangkat tertentu dan kebijakan produsen, menciptakan kesenjangan pengalaman keamanan di antara pengguna Android.

Dinamika persaingan keamanan ini juga tidak lepas dari perkembangan teknologi lain, seperti kecerdasan buatan yang menjadi area pertarungan sengit antara Android dan iPhone.

Selain itu, tekanan regulasi seperti Undang-Undang Pasar Digital (DMA) Uni Eropa yang memaksa Apple untuk membuka ekosistemnya, berpotensi mengubah lanskap keamanan iOS di masa depan dengan memperkenalkan risiko baru seperti sideloading aplikasi.

Jadi, pertanyaan “mana yang lebih aman” tidak memiliki jawaban hitam putih.

iOS menawarkan keamanan melalui standarisasi dan kontrol terpusat yang ketat, cocok bagi pengguna yang menginginkan pengalaman yang terkurasi dan dukungan jangka panjang yang konsisten.

Sementara itu, keamanan Android lebih berlapis dan beragam. Pada perangkat flagship seperti Google Pixel atau Samsung Galaxy terbaru dengan fitur keamanan khusus, tingkat proteksinya bisa sangat tinggi, bahkan menawarkan keunggulan di area tertentu seperti perlindungan dari scam.

Namun, pada perangkat entry-level atau yang sudah tidak didukung pembaruan, kerentanannya lebih besar.

Pada akhirnya, pilihan antara iOS dan Android dari sisi keamanan sangat bergantung pada preferensi pengguna dan perangkat spesifik yang dipilih.

Baik Xiaomi 17 Pro Max maupun iPhone 17 Pro Max, keduanya hadir dengan janji keamanan terdepan dari produsennya.

Kesadaran pengguna dalam mengikuti praktik keamanan dasar—seperti hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi, selalu memperbarui sistem, dan waspada terhadap phising—tetap menjadi faktor penentu terpenting, terlepas dari sistem operasi yang digunakan.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |