Apple Kembali Diselidiki Perancis Soal Rekaman Siri

8 hours ago 3

Selular.id – Apple kembali menghadapi penyelidikan hukum di Perancis terkait praktik pengumpulan rekaman suara oleh asisten virtual Siri. Kejaksaan Paris secara resmi membuka penyelidikan baru setelah menerima pengaduan dari Ligue des droits de l’Homme, organisasi non-pemerintah yang fokus pada perlindungan hak asasi manusia.

Penyelidikan ini dipimpin oleh OFAC, badan sibercrime Perancis, dan berfokus pada klaim bahwa rekaman percakapan pribadi pengguna Siri diakses oleh kontraktor pihak ketiga. Kasus ini sebenarnya bukan pertama kalinya mencuat, mengingat pada 2019 Apple sudah pernah menghadapi kontroversi serupa terkait pengiriman rekaman Siri ke kontraktor eksternal untuk tujuan kontrol kualitas.

Thomas Le Bonniec, mantan kontraktor Globe Technical Services di Irlandia yang bertugas menganalisis rekaman Siri, menjadi whistleblower dalam kasus ini. Menurut pengakuannya, rekaman-rekaman yang sulit dipahami oleh Siri dianonimisasi dan dikirim ke kontraktor untuk dianalisis guna meningkatkan kualitas respons asisten virtual tersebut.

 Apple under fresh investigation in France

Namun yang menjadi masalah, menurut Le Bonniec, rekaman-rekaman tersebut ternyata mengandung informasi pribadi dan rahasia pengguna. Termasuk di antaranya percakapan dokter yang membahas riwayat medis pasien, serta momen-momen privat lainnya. Rekaman ini tercipta ketika Siri secara tidak sengaja teraktivasi tanpa disadari pengguna.

Persoalan ini semakin kompleks dengan adanya gugatan class action di Perancis yang juga dipicu oleh pengaduan yang sama. Sebelumnya, Apple sudah menyelesaikan gugatan serupa di Amerika Serikat dengan kesepakatan senilai 95 juta dolar AS pada Januari tahun ini, dimana pemilik perangkat berbasis Siri bisa mendapatkan kompensasi hingga 20 dolar per perangkat.

Dalam pernyataan resminya, Apple menegaskan bahwa penyelesaian gugatan class action di AS tidak berarti perusahaan mengakui kesalahan. Raksasa teknologi asal Cupertino itu bersikeras bahwa iPhone tidak mendengarkan pengguna dan Apple tidak menjual data pengguna kepada siapapun.

Perwakilan Apple menyatakan perusahaan tidak pernah menggunakan data Siri untuk membuat profil pemasaran, tidak pernah membuatnya tersedia untuk iklan, dan tidak pernah menjualnya dengan alasan apapun. Namun, perusahaan dikritik karena tidak secara eksplisit mengungkapkan kepada konsumen bahwa rekaman dibagikan kepada kontraktor.

Latar Belakang Kontroversi Siri

Kontroversi seputar Siri sebenarnya sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Pada 2019, terungkap bahwa Apple mengirimkan sejumlah rekaman suara pengguna Siri ke kontraktor tanpa menginformasikannya secara transparan kepada pengguna. Praktik ini dilakukan sebagai bagian dari program “grading” atau penilaian kualitas untuk meningkatkan akurasi Siri.

Menurut penjelasan Apple saat itu, hanya sebagian kecil rekaman—kurang dari 1%—yang dikirim untuk dianalisis, dan rekaman tersebut sudah melalui proses anonimisasi. Namun, whistleblower mengungkapkan bahwa proses anonimisasi tidak selalu berhasil menyembunyikan identitas pengguna, terutama ketika rekaman mengandung informasi personal yang spesifik.

Le Bonniec percaya bahwa masih harus ditentukan berapa banyak rekaman yang telah dikumpulkan sejak 2014, berapa banyak orang yang terdampak, serta dimana Apple menyimpan data tersebut. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang kini coba dijawab melalui penyelidikan oleh otoritas Perancis.

 Apple under fresh investigation in France

Kebijakan privasi dan transparansi Apple dalam menangani data pengguna memang sering menjadi sorotan. Perusahaan yang dikenal dengan komitmennya terhadap privasi ini ternyata juga menghadapi tantangan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara konsisten di semua lini produknya.

Persoalan regulasi teknologi di Eropa memang semakin ketat belakangan ini. Seperti yang terjadi dalam kasus Perancis Nilai Negosiasi Google Dengan Penerbit Berita Melanggar Ketentuan, otoritas Eropa tidak segan mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan teknologi global yang dianggap melanggar peraturan.

Implikasi dan Perkembangan Ke Depan

Munculnya kembali kontroversi Siri setelah Apple menyelesaikan kasus di AS menunjukkan bahwa isu privasi dan perlindungan data pengguna masih menjadi perhatian serius bagi regulator dan masyarakat. Meskipun Apple sudah melakukan berbagai perbaikan, termasuk memberikan opsi kepada pengguna untuk tidak berpartisipasi dalam program peningkatan kualitas Siri, penyelidikan baru ini membuktikan bahwa masa lalu tidak mudah dilupakan.

Penyelidikan di Perancis bisa memiliki implikasi signifikan bagi Apple, mengingat Uni Eropa memiliki regulasi perlindungan data yang sangat ketat melalui GDPR (General Data Protection Regulation). Jika terbukti melanggar, Apple bisa menghadapi denda yang cukup besar, mencapai 4% dari pendapatan global tahunannya.

Kasus ini juga mengingatkan kita bahwa pesan suara dan rekaman audio mengandung informasi personal yang sangat sensitif. Pengguna semakin sadar akan pentingnya melindungi data suara mereka, terutama di era dimana asisten virtual menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Perkembangan teknologi voice recognition memang membawa kemudahan, namun juga menimbulkan tantangan privasi yang kompleks. Seperti yang pernah menjadi perdebatan dalam kasus Mungkinkah Ponsel Menjadi Penyebab Jatuhnya Lion Air JT610, perangkat teknologi modern menyimpan banyak data yang bisa memiliki implikasi serius jika tidak dikelola dengan tepat.

Penyelidikan oleh Kejaksaan Paris diperkirakan akan memakan waktu cukup lama, mengingat kompleksitas data yang harus dianalisis dan banyaknya pihak yang terlibat. Hasil penyelidikan ini tidak hanya akan menentukan nasib Apple di Perancis, tetapi juga bisa mempengaruhi kebijakan privasi perusahaan teknologi global lainnya dalam menangani data suara pengguna.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |