Selular.id – Sam Altman, CEO OpenAI, mengakui bahwa Google masih menjadi ancaman besar dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) global. Pernyataan ini disampaikannya dalam podcast Big Technology, sebagai respons atas kemajuan pesat Google dengan model Gemini 3 yang memicu peringatan ‘code red’ di internal OpenAI. Altman mengungkapkan bahwa kondisi siaga semacam ini akan menjadi hal biasa, bahkan mungkin terjadi sekali atau dua kali setahun, untuk memastikan perusahaannya tetap unggul.
Dalam percakapan dengan host Alex Kantrowitz, Altman menjelaskan bahwa budaya ‘paranoia’ dan respons cepat terhadap ancaman kompetitif adalah bagian dari strategi OpenAI. Ia mencontohkan, Google seharusnya juga mengalami krisis serupa ketika ChatGPT pertama kali diluncurkan, namun saat itu raksasa teknologi tersebut dinilai tidak menanggapi serius. “Saya pikir Google masih ancaman besar. Perusahaan yang sangat kuat,” ujar Altman, mengakui kekuatan pesaing utamanya itu.
Altman juga mengungkapkan bahwa ‘code red’ tidak hanya dipicu oleh Google. Awal tahun ini, kemunculan model AI DeepSeek juga memicu kondisi siaga yang sama di OpenAI. Fenomena ini menggambarkan betapa dinamis dan kompetitifnya lanskap AI saat ini, di mana setiap terobosan baru dari pemain lain langsung diwaspadai. Persaingan ini terjadi di tengah krisis pasokan chip memori yang makin parah, yang dipicu oleh ledakan permintaan untuk pengembangan AI.

Di balik sikap waspada terhadap kompetitor, Altman melihat tren menarik dalam perilaku pengguna AI. Ia berpendapat bahwa orang cenderung ingin menggunakan satu platform AI yang sama, baik untuk keperluan pribadi maupun profesional, mirip dengan kesetiaan merek pada perangkat smartphone. Pengalaman personal yang “sangat lengket” (extremely sticky) dengan sebuah model AI, seperti ChatGPT, seringkali membuat pengguna enggan beralih.
“Perawatan kesehatan adalah contoh terkenal di mana orang memasukkan… hasil tes darah ke ChatGPT atau memasukkan gejalanya, dan mereka menemukan bahwa mereka mengidap sesuatu, lalu pergi ke dokter, dan sembuh dari sesuatu yang tidak bisa mereka ketahui sebelumnya. Pengguna seperti itu sangat lengket,” jelas Altman. Loyalitas ini menjadi aset berharga di tengah persaingan ketat, meskipun Altman juga mengakui bahwa masyarakat perlu menemukan keseimbangan dalam hubungan mereka dengan asisten AI.
Dinamika Persaingan dan Strategi Bertahan
Pengakuan Altman tentang ancaman dari Google datang pada momen yang krusial. Beberapa waktu lalu, OpenAI secara resmi menyatakan status ‘code red’ menyusul peluncuran Gemini 3 Flash oleh Google, yang diklaim sebagai model AI tercepat untuk aplikasi dan pencarian. Meski OpenAI telah memimpin pasar untuk beberapa waktu, peningkatan cepat yang ditunjukkan Google melalui Gemini dinilai cukup mengkhawatirkan.
Altman menegaskan bahwa merespons cepat setiap potensi ancaman adalah kunci untuk memenangkan persaingan. Pola pikir ini mencerminkan perubahan dinamika industri teknologi, di mana inovasi dapat dengan cepat menggeser pemimpin pasar. Persaingan ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga identitas merek dan loyalitas pengguna, sebagaimana yang terjadi dalam persaingan browser antara Google dan Apple, yang terlihat dari perubahan kesepakatan Google-Apple yang berpotensi membawa Bing ke iPhone.

Lanskap persaingan yang panas ini didorong oleh investasi miliaran dolar dari para raksasa teknologi seperti Nvidia, serta dukungan dari entitas seperti pemerintah Inggris. Nilai OpenAI sendiri telah melonjak, dengan valuasi terkini disebut mencapai angka yang fantastis. Di sisi lain, Google, dengan sumber daya dan pengalaman yang luas, terus berinovasi, termasuk melalui pembaruan platform seperti Google Play Services yang membawa fitur-fitur baru untuk memperkuat ekosistemnya.
Pernyataan Altman ini sekaligus menjawab berbagai spekulasi tentang masa depan OpenAI, termasuk rencana penawaran umum perdana (IPO) yang dikabarkan akan terjadi pada 2026. Dalam kondisi persaingan ketat, kemampuan untuk tetap gesit dan waspada menjadi prasyarat utama bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk terus memimpin inovasi AI ke depan.

























