Penjualan Monitor OLED PC Melonjak 65%, Asus Jadi Raja Pasar

11 hours ago 3

Selular.id – Pasar monitor OLED untuk PC, khususnya untuk gaming, menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat sepanjang tahun 2025. Laporan terbaru dari firma riset pasar Trendforce mengungkapkan bahwa pengiriman monitor OLED global tumbuh 65% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal ketiga 2025. Pertumbuhan ini juga tercatat naik 12% dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan total perkiraan pengiriman mencapai 2,62 juta unit.

Data tersebut menandakan bahwa secara keseluruhan, pengiriman monitor OLED telah melonjak 84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tren ini mengonfirmasi bahwa teknologi layar OLED semakin diterima di pasar mainstream, tidak hanya sebagai produk niche untuk kalangan tertentu. Asus muncul sebagai pemain utama yang mendominasi pangsa pasar, mengungguli kompetitor besar lainnya.

Dalam pernyataan resmi di blog perusahaan, Asus menyambut positif temuan Trendforce tersebut. Brand asal Taiwan itu mengklaim telah “melampaui pesaing untuk menjadi merek monitor OLED terkemuka di dunia.” Strategi yang berfokus pada pengalaman pengguna dan portofolio panel OLED yang beragam disebut sebagai kunci kesuksesan mereka merebut posisi puncak.

Asus ROG Swift OLED PG32UCDM

Berdasarkan tabel yang dirilis Trendforce, Asus menguasai 21,9% pasar monitor OLED global. Posisi kedua ditempati Samsung dengan share 18%, diikuti oleh MSI di posisi ketiga dengan 14,4%. LG Electronics berada di urutan keempat dengan 12,9%, sementara sisanya 32,7% dibagi di antara merek-merek lainnya. Penting untuk dicatat bahwa analisis Trendforce mencakup seluruh monitor OLED, termasuk seri produktivitas seperti ProArt dari Asus, bukan hanya monitor gaming. Hal ini turut berkontribusi pada angka pangsa pasar yang solid.

Lonjakan penjualan monitor OLED tahun ini merupakan kelanjutan dari tren positif yang sudah dimulai sebelumnya. Laporan Trendforce dari tahun 2024 mencatat pengiriman monitor OLED sebanyak 1,44 juta unit, yang saat itu sudah tumbuh luar biasa sebesar 181% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski pertumbuhan tahun 2025 tidak seekstrem tahun lalu, angka 65% tetap menunjukkan kekuatan dan momentum pasar yang sangat sehat.

Dinamika Pasar dan Persaingan Kualitas

Meski memimpin dalam angka pengiriman dan pangsa pasar, gelar sebagai pemimpin dalam hal kualitas produk seringkali menjadi perdebatan tersendiri di kalangan enthusiast. Beberapa ulasan dari media teknologi terkemuka menempatkan produk dari pesaing seperti MSI pada posisi yang sangat kompetitif. Misalnya, monitor MSI MPG 321URX QD-OLED sering disebut sebagai salah satu kandidat terbaik di kelasnya, berkat kombinasi teknologi panel QD-OLED dan spesifikasi yang ditujukan untuk gaming high-end.

MSI MPG321URX

Di sisi lain, Asus sendiri terus memperkuat lini monitor gaming OLED-nya dengan produk-produk unggulan. Rilis monitor gaming ROG Swift OLED PG27UCDM di awal tahun 2025 sempat menjadi perbincangan, meski harganya dinilai cukup premium untuk ukuran panel 27 inci. Brand tersebut juga tidak berhenti berinovasi, seperti memperkenalkan monitor dengan teknologi 4K WOLED dan refresh rate 240Hz, serta mengadopsi teknologi Tandem OLED yang menjanjikan kecerahan dan umur panel lebih baik.

Persaingan ketat ini pada akhirnya menguntungkan konsumen. Pilihan monitor OLED kini semakin beragam, tidak hanya dari segi merek tetapi juga ukuran, resolusi, dan fitur. Mulai dari monitor ultrawide seperti Gigabyte MO34WQC2 yang cocok untuk immersive gaming dan produktivitas, hingga monitor dengan rasio 32:9 ekstrem seperti Samsung Odyssey OLED G9 yang menawarkan bidang pandang sangat luas.

Gigabyte MO34WQC2 ultrawide OLED gaming monitor

Masa Depan Cerah dengan Tantangan yang Masih Ada

Adopsi monitor OLED yang semakin massal tidak lepas dari keunggulan utama teknologinya, yaitu kedalaman warna hitam sempurna (true blacks), rasio kontras yang sangat tinggi, dan waktu respons piksel yang cepat. Kombinasi ini sangat ideal untuk konten hiburan dan gaming, di mana visual yang tajam dan responsif menjadi prioritas.

Namun, teknologi OLED juga membawa serta kekhawatiran klasik, terutama soal burn-in atau retensi gambar permanen. Meski produsen telah mengimplementasikan berbagai teknologi mitigasi seperti pixel shifting, logo dimming, dan siklus refresh panel, kekhawatiran ini masih menjadi pertimbangan bagi sebagian pengguna. Isu lain seperti font fringing (efeksi pelangi pada teks) pada resolusi rendah juga masih menjadi catatan.

Terlepas dari hal tersebut, antusiasme pasar tampak jelas. Peningkatan penjualan monitor berteknologi tinggi ini justru terjadi di saat komponen PC lain seperti RAM mengalami kenaikan harga akibat dinamika pasar chip dan AI. Fenomena ini menunjukkan bahwa monitor telah menjadi area di mana konsumen merasa mendapatkan nilai tambah yang sepadan dengan investasinya.

Ke depan, industri diprediksi akan terus menyempurnakan teknologi OLED. Target pengembangannya kemungkinan akan fokus pada peningkatan kecerahan (brightness) maksimum panel, peningkatan efisiensi untuk mengurangi risiko burn-in, dan tentu saja, penurunan harga agar dapat dijangkau lebih banyak kalangan. Dengan pertumbuhan yang stabil dan kompetisi yang ketat, tahun 2026 diproyeksikan akan menghadirkan monitor-monitor OLED dengan kemampuan lebih matang dan pilihan yang semakin banyak bagi gamer dan profesional kreatif di seluruh dunia.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |