Kepritoday.com- Lensa Nisi Aureus Prime menjadi sorotan dalam pengujian mendalam bersama tiga kamera sinema populer: Sony Venice, Sony FX6, dan Blackmagic Pyxis. Kamu pasti penasaran, bagaimana performa lensa ini di setiap kamera? Yuk, simak hasilnya untuk menemukan mana yang unggul dalam kualitas gambar dan fleksibilitas color grading.
Pengujian ini menyoroti kemampuan lensa Nisi Aureus Prime dalam menghasilkan gambar tajam dan konsisten di tiga kamera dengan karakter sensor berbeda. Dengan perbedaan harga yang signifikan antara ketiga kamera, hasilnya ternyata mengejutkan karena kualitas gambarnya berada dalam level yang sangat kompetitif. Mari kita telusuri bagaimana lensa ini bekerja dan apa yang membuat setiap kamera menonjol.
Spesifikasi Kamera
Sony Venice, sebagai kamera sinema flagship, hadir dengan sensor open gate 3×2 beresolusi 6K. Kamera ini dikenal karena kualitas gambar premium dan fleksibilitasnya di produksi film kelas atas. Kemampuannya menangkap detail halus menjadikannya favorit di industri.
Blackmagic Pyxis juga menggunakan sensor open gate 3×2 6K, dengan keunggulan pada harga yang jauh lebih terjangkau. Menariknya, Pyxis diklaim mampu mencocokkan warna dengan Sony Venice, membuatnya menarik untuk produksi dengan anggaran terbatas.
Sony FX6, dengan sensor full-frame 4K dan rasio aspek 16×9, menawarkan portabilitas dan kemudahan penggunaan. Kamera ini populer di kalangan videografer karena desainnya yang ringkas namun bertenaga.
Ketiga kamera ini dipasangkan dengan lensa Nisi Aureus Prime untuk memastikan konsistensi dalam pengujian. Hasilnya? Lensa ini mampu menonjolkan kekuatan masing-masing kamera dengan baik.
Pengaturan dan Pengujian
Untuk hasil yang adil, pengaturan kamera disesuaikan seoptimal mungkin. Sony Venice dan FX6 menggunakan Look Up Table (LUT) LCA79A dari DaVinci Resolve. Pengaturan ini memastikan kedua kamera Sony memiliki dasar warna yang seragam.
Sementara itu, Blackmagic Pyxis diatur dengan ruang warna ArriLog C3 dan LUT yang disetel satu stop di bawah. Penyesuaian ini memungkinkan Pyxis bersaing dalam hal akurasi warna dan kedalaman grading.
Pengujian dilakukan dengan fokus pada color grading dan performa codec. Hasil rekaman dianalisis untuk melihat sejauh mana lensa Nisi Aureus Prime mendukung kemampuan masing-masing kamera dalam menghasilkan gambar berkualitas.
Hasil dan Perbandingan
Lensa Nisi Aureus Prime menunjukkan performa luar biasa di ketiga kamera. Gambar yang dihasilkan tajam, dengan detail yang kaya dan warna yang konsisten. Namun, ada perbedaan signifikan dalam hal codec dan fleksibilitas post-production.
Sony Venice dan Blackmagic Pyxis, yang merekam dalam raw codec, menawarkan keunggulan besar dalam color grading. Raw codec memberikan headroom lebih luas, memungkinkan colorist untuk menyesuaikan warna dan kontras tanpa kehilangan detail. Ini sangat penting untuk produksi yang membutuhkan pengolahan warna mendalam.
Sebaliknya, Sony FX6 menggunakan codec XAVC, yang menunjukkan keterbatasan tertentu. Dalam pengujian, warna hijau pada FX6 cenderung menyatu dengan warna kulit, mengurangi fleksibilitas saat grading. Meski begitu, FX6 tetap menghasilkan gambar yang memukau untuk kamera di kelas harganya.
Yang mengejutkan adalah fakta bahwa ketiga kamera ini menghasilkan kualitas gambar yang sangat dekat, meski dengan perbedaan harga yang mencolok. Sony Venice, dengan harga sekitar Rp600 juta (kurs Rp15.000 per USD), jauh lebih mahal dibandingkan Pyxis dan FX6, yang masing-masing berada di kisaran Rp75 juta. Ini menunjukkan bahwa lensa Nisi Aureus Prime mampu memaksimalkan potensi kamera, bahkan pada opsi yang lebih terjangkau.
Kelebihan dan Kekurangan
Sony Venice unggul dalam produksi berskala besar. Sensor 6K dan raw codec-nya memberikan fleksibilitas tak tertandingi untuk color grading. Namun, harganya yang tinggi membuatnya kurang praktis untuk produksi kecil.
Blackmagic Pyxis menawarkan keseimbangan antara harga dan kualitas. Dengan sensor 6K dan kemampuan raw codec, Pyxis cocok untuk pembuat film independen yang menginginkan hasil sinematik tanpa menguras anggaran.
Sony FX6, meski terbatas oleh codec XAVC, tetap menjadi pilihan solid untuk videografer yang membutuhkan kamera ringkas. Harapan akan pembaruan firmware untuk mendukung OCN (Open Gate Cinema) bisa menjadikan FX6 lebih kompetitif.
Lensa Nisi Aureus Prime sendiri terbukti serbaguna, menghasilkan gambar tajam dan konsisten di semua kamera. Optiknya mendukung sensor resolusi tinggi tanpa distorsi berarti, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai jenis produksi.
Mana yang Terbaik?
Memilih kamera terbaik tergantung pada kebutuhanmu. Jika anggaran bukan masalah dan kamu membutuhkan fleksibilitas maksimal, Sony Venice adalah juaranya. Untuk proyek dengan anggaran terbatas, Blackmagic Pyxis menawarkan nilai luar biasa dengan kualitas mendekati Venice. Sony FX6 cocok untuk produksi cepat dan ringkas, meski dengan sedikit keterbatasan dalam grading.
Tabel berikut merangkum perbandingan utama:
| Sony Venice | Kualitas raw codec, sensor 6K | Harga sangat mahal |
| Blackmagic Pyxis | Harga terjangkau, raw codec | Fitur lebih sederhana |
| Sony FX6 | Ringkas, mudah digunakan | Codec XAVC kurang fleksibel |
Lensa Nisi Aureus Prime membuktikan dirinya sebagai pasangan yang andal untuk ketiga kamera, memberikan hasil yang konsisten dan berkualitas tinggi. Jadi, apa pun kamera yang kamu pilih, lensa ini siap mendukung visimu.

13 hours ago
7














































