Dogiyai, 15 April 2025 – Istilah Orang Tak Dikenal (OTK) kembali menjadi sorotan publik seiring maraknya kekerasan yang terjadi di wilayah Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Pertanyaan besar muncul di benak masyarakat: siapa sebenarnya OTK itu? Benarkah mereka tidak dikenal, atau ada pihak tertentu yang sengaja menyembunyikan identitas mereka?
Kekerasan yang Terlihat Spontan, Namun Diduga Terstruktur
Masyarakat mulai menyadari pola berulang dalam setiap kekacauan yang terjadi. Ini bukan lagi peristiwa spontan, melainkan bisa jadi kejahatan yang terorganisir. Berikut adalah contoh bentuk-bentuk kekacauan yang sering terjadi:
-
Pemabuk biasa vs pemabuk yang disponsori
-
Perusak biasa vs perusak yang disponsori
-
Penipu biasa vs penipu yang disponsori
-
Pencuri biasa vs pencuri yang disponsori
-
Pembakar biasa vs pembakar yang disponsori
-
Pembunuh biasa vs pembunuh yang disponsori
Pola-pola ini membuat publik bertanya-tanya, apakah ada aktor besar di balik layar yang menggerakkan semua ini?
Spekulasi yang Berkembang di Tengah Masyarakat
Masyarakat luas tidak tinggal diam. Sejumlah spekulasi pun muncul:
-
Ada yang menduga keterlibatan aparat keamanan.
-
Ada yang menuding kelompok separatis bersenjata seperti TPNPB-OPM.
-
Sebagian meyakini kekacauan ini berakar dari trauma sejarah dan dendam sosial.
-
Banyak juga yang percaya ini adalah kombinasi dari kepentingan politik, ekonomi, dan budaya.
Namun yang pasti, rakyat sipil—baik orang asli Papua maupun pendatang—yang selalu menjadi korban. Mereka kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan nyawa.
Panggilan untuk Introspeksi dan Evaluasi Total
Masyarakat dan pemerintah diingatkan untuk tidak hanya menyalahkan pihak luar. Evaluasi dan perbaikan dari dalam juga sangat penting:
-
Pemerintah bisa dirusak oleh oknum pejabatnya.
-
Pendidikan melemah karena guru dan birokrat lalai.
-
Kesehatan terganggu karena hilangnya empati tenaga medis.
-
Keamanan goyah karena penyimpangan aparat.
-
Politik dijadikan alat kekuasaan, bukan pelayanan publik.
-
Hukum kehilangan keadilan jika penegaknya tidak jujur.
-
Gereja dan agama pun bisa kehilangan arah.
-
Budaya luntur bila nilai luhur ditinggalkan.
Seruan Damai: Jangan Terjebak dalam Lingkaran Kekerasan
Kekerasan hanya akan memicu dendam baru. Papua bisa meledak sewaktu-waktu jika tidak ada upaya rekonsiliasi yang tulus. Solusi damai harus mengedepankan:
-
Pendekatan kemanusiaan
-
Dialog terbuka
-
Kejujuran dan pemulihan kolektif
Langkah Nyata Pemerintah dan Kepolisian di Dogiyai
Sebagai bentuk kehadiran negara, hari ini (15 April 2025), Kapolda Papua Tengah bersama Pemerintah Daerah Dogiyai melaksanakan mediasi damai di Kantor DPRD Komakago, Dogiyai. Ini adalah langkah awal yang patut diapresiasi dan harus terus dikawal agar menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
Tanah Ini Tanah Damai, Bukan Tanah Kekerasan
Papua bukan tanah konflik, tetapi tanah janji dan pengharapan. Mari semua pihak, baik masyarakat asli maupun pendatang, menjadi bagian dari solusi.
“IMANUEL – Allah beserta kita.”
Tanah Papua adalah milik damai dan keadilan, bukan milik kekacauan dan ketakutan.
*Penulis : Kepala Suku Besar Papua Tengah, Melkias Keiya
Post Views: 15