Exynos 2600 vs 2500: Chip 2nm Samsung Bawa Peningkatan Besar, Tapi Tanpa Modem

5 hours ago 5

Selular.id – Samsung secara resmi mengumumkan chipset Exynos 2600 sebagai prosesor smartphone 2nm pertama di dunia. Chipset yang diproyeksikan akan menggerakkan Galaxy S26 dan S26+ ini menghadirkan lompatan signifikan dalam efisiensi daya dan kinerja dibandingkan pendahulunya, Exynos 2500, yang baru diluncurkan enam bulan lalu pada Juni 2025 dengan proses 3nm.

Menurut pengumuman resmi, proses manufaktur 2nm Gate-All-Around (GAA) dari Samsung Foundry membuat Exynos 2600 25-30% lebih hemat daya. Peningkatan ini tidak hanya datang dari proses node yang lebih kecil, tetapi juga dari arsitektur baru yang dibangun di atas platform Arm Lumex. Chipset ini mengemas CPU 10 inti, GPU Xclipse 960, Image Signal Processor (ISP) yang ditingkatkan, dan Neural Processing Unit (NPU) yang lebih tangguh.

Perbandingan mendetail antara Exynos 2600 dan Exynos 2500 mengungkap sebuah strategi baru Samsung: fokus pada kinerja komputasi murni dengan mengorbankan integrasi modem. Mari kita telusuri perbedaan mendasar antara kedua chipset flagship ini.

CPU: Arsitektur Baru, Semua Inti Berkinerja Tinggi

Perubahan paling radikal terjadi pada konfigurasi CPU. Exynos 2500 menggunakan konfigurasi hybrid klasik dengan satu inti performa tinggi Cortex-X925 (3.3 GHz), dua inti Cortex-A725 (2.74 GHz), lima inti Cortex-A725 lainnya (2.36 GHz), dan dua inti efisiensi Cortex-A520 (1.8 GHz).

Exynos 2600 menghapus konsep inti efisiensi rendah. Chipset ini mengadopsi pendekatan yang mirip dengan rival seperti MediaTek dan Qualcomm, dengan semua intinya dirancang untuk performa. Konfigurasinya terdiri dari satu inti utama C1 Ultra berkecepatan 3.8 GHz, tiga inti performa tinggi C1 Pro pada 3.25 GHz, dan enam inti performa tinggi C1 Pro lainnya pada 2.75 GHz. Berkat arsitektur baru, proses 2nm, dan kecepatan clock yang lebih tinggi, Samsung mengklaim peningkatan kinerja CPU sebesar 39% dibanding Exynos 2500.

GPU dan Sistem Pendingin: Lompatan Generasi untuk Gaming

Di sisi grafis, Exynos 2500 dibekali GPU Xclipse 950 berbasis arsitektur AMD RDNA3 yang berjalan pada 999MHz. Exynos 2600 naik kelas ke Xclipse 960 dengan clock 985MHz, meski arsitektur pastinya (RDNA3 atau RDNA4) belum diungkap Samsung.

Klaim performanya cukup dramatis: GPU baru disebut dua kali lebih cepat dalam komputasi dan memiliki kinerja ray-tracing 50% lebih baik. Fitur baru yang diperkenalkan adalah Exynos Neural Super Sampling (ENSS), sistem yang memanfaatkan AI untuk menghasilkan frame dan upscaling, menjanjikan gameplay yang lebih mulus. Kedua chip mendukung tampilan hingga 4K/WQUXGA @120Hz dan playback video HDR.

Untuk menangani panas dari kinerja tinggi ini, Samsung memperkenalkan teknologi baru. Exynos 2500 sudah menggunakan Fan-Out Wafer-Level Packaging (FOWLP) untuk manajemen termal yang lebih baik. Exynos 2600 melangkah lebih jauh dengan implementasi pertama industri untuk Heat Path Block (HPB). Teknologi ini meningkatkan pembuangan panas melalui material EMC High-k, yang diharapkan dapat mempertahankan kinerja puncak lebih lama bahkan di bawah beban berat, sebuah isu yang kerap dikaitkan dengan chip Exynos generasi sebelumnya.

Kamera, AI, dan Penyimpanan: Peningkatan di Balik Layar

Pada spesifikasi kertas, ISP pada kedua chip terlihat mirip: keduanya mendukung sensor kamera hingga 320MP, perekaman video 8K 30fps, dan 4K 120fps dengan stabilisasi elektronik. Namun, ISP Exynos 2600 membawa peningkatan cerdas. Sistem Visual Perception (VPS) berbasis AI dapat mengenali elemen detail dalam frame secara real-time, bahkan mampu mendeteksi kedipan mata untuk menyesuaikan pengambilan gambar. ISP baru ini juga diklaim 50% lebih hemat daya dan memiliki sistem Deep learning Video Noise Reduction (DVNR) untuk mengurangi noise pada video low-light.

Untuk penyimpanan, Exynos 2500 mendukung UFS 4.0, sementara Exynos 2600 sudah kompatibel dengan standar UFS 4.1 yang lebih baru. Keduanya bekerja dengan RAM tipe LPDDR5X.

Di bidang AI, meski sama-sama memiliki NPU dengan 32.768 unit MAC, NPU di Exynos 2600 menawarkan peningkatan performa Generative AI sebesar 113% dengan latensi dan konsumsi daya yang lebih rendah. Yang menarik, NPU ini adalah yang pertama di chip mobile yang memiliki keamanan virtualisasi bawaan dan dukungan hardware untuk Post-Quantum Cryptography (PQC).

Konektivitas: Pengorbanan Besar pada Exynos 2600

Inilah titik balik yang mengejutkan. Exynos 2500 datang dengan modem 5G terintegrasi, konektivitas satelit NTN untuk panggilan dan pesan darurat, GNSS (GPS, Galileo, dll), Wi-Fi 7, dan Bluetooth 5.4. Sebaliknya, Exynos 2600 tidak memiliki modem terintegrasi, chip GNSS, Wi-Fi, atau Bluetooth.

Ini mengindikasikan bahwa untuk Galaxy S26, Samsung akan menggunakan chip konektivitas terpisah yang dipasangkan dengan Exynos 2600. Keputusan desain ini mungkin bertujuan untuk mengoptimalkan ruang pada wafer 2nm untuk komponen komputasi murni atau strategi modular untuk menekan biaya. Sebuah laporan sebelumnya menyebut Exynos 2600 bisa menekan biaya produksi Galaxy S26 hingga $30 per unit. Namun, langkah ini juga berarti ketergantungan pada komponen eksternal dan potensi variasi dalam pengalaman konektivitas.

Strategi pasar untuk Exynos 2600 juga tampaknya terbatas. Bocoran mengindikasikan chip 2nm ini mungkin hanya digunakan untuk varian Galaxy S26 di Korea Selatan, sementara pasar global tetap mengandalkan Snapdragon. Hal ini sejalan dengan analisis pangsa pasar yang memprediksi Qualcomm akan mendominasi pasokan chipset untuk lini Galaxy S26.

Kehadiran Exynos 2600 menandai ambisi Samsung di lini depan teknologi fabrikasi semikonduktor dengan proses 2nm. Chipset ini menjanjikan efisiensi daya yang unggul, kinerja CPU dan GPU yang melompat, serta kemampuan AI dan pemrosesan gambar yang lebih cerdas. Namun, ketiadaan modem terintegrasi menjadi trade-off yang signifikan, mengubah pendekatan Samsung dalam merancang System-on-Chip (SoC) flagship-nya. Kesuksesan akhirnya akan diuji ketika chip ini menghadapi uji panas di dunia nyata pada Galaxy S26, yang kelancaran produksi massalnya sendiri masih menjadi bahan pengamatan.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |