SELULAR.ID – ByteDance dikabarkan lebih memilih Oracle sebagai kandidat terkuat yang akan membeli operasional TikTok di Amerika Serikat (AS). TikTok sendiri sedang menghadapi penangguhan pelarangan aplikasi tersebut di AS selama 75 hari, yang akan berakhir pada 4 April mendatang.
Dalam pemberitaan di media The Information, pilihan TikTok kepada Oracle dikarenakan keduanya sudah menjalin kerjasama sejak 2022. Selama ini TikTok sudah menggunakan server Oracle untuk menyimpan data pengguna AS, menjadikannya pilihan logis untuk kesepakatan tersebut.
The Information juga menyebut bahwa TikTok masih berambisi untuk ikut campur dalam operasionalnya di AS. Hal itu bukanlah perkara sulit jika Oracle yang berhasil membeli operasional mereka di AS.
Sejauh ini, Oracle memang terus digadang menjadi kandidat paling atas yang bisa mengatasi masalah hukum pelarangan TikTok di AS. Presiden AS, Donald Trump juga sering menyebut Oracle yang paling mumpuni membeli TikTok agar aplikasi tersebut tetap bisa eksis di Negeri Paman Sam.
Baca juga: Waktu Penangguhan Hampir Usai, Nasib TikTok di AS Belum Jelas
Terus Untung di Luar AS
Meski terus mendapatkan bayang-bayang ketidakpastian nasibnya di AS, TikTok justru melejit di luar AS. Menurut berita Social Media Today, pengguna TikTok di Asia Tenggara, terutama Indonesia, mampu menambal ancaman penutupan TikTok di AS.
Dalam data appfigure, unduhan aplikasi TikTok pada Februari 2025 mencapai total 42 juta unduhan, menjadikannya aplikasi paling diminati nomor wahid di dunia. Di toko App Store, TikTok diunduh sebanyak 8 juta kali, sedangkan di Play Store diunduh sebanyak 34 juta kali.
Menurut data statista.com, pada Februari 2025, pengguna TikTok terbanyak masih berada di AS dengan jumlah mencapai hampir 135,79 juta. Disusul, Indonesia sekitar 107,7 juta pengguna TikTok. Brasil berada di urutan ketiga, dengan hampir 91,75 juta pengguna di TikTok.
Baca juga: Penyebab TikTok Shop Ganti Logo, Bos Tokopedia Ungkap Hal Ini
City AM juga memberitakan bahwa TikTok diprediksi mengalami lonjakan pendapatan pada tahun 2025. Menurut analis ekonomi di WARC Media, potensi pendapatan TikTok 2025 mencapai $30 miliar. Larangan TikTok di AS akan menimbulkan risiko kerugian $12 miliar dari belanja iklan.
Pendapatan iklan global TikTok diprediksi mencapai $32,4 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan yang mengesankan sebesar 24,5 persen.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News