Selular.id – Frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA naik 24% pada tahun 2024.
Dalam keterangannya, Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja menyebut frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24% (yoy).
BCA beserta entitas anak juga menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan kinerja yang solid.
Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh tinggi 12,7% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 54,84 triliun.
Laba bersih BCA didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA yang tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp 82,3 triliun pada 2024.
Pendapatan selain bunga naik 10,2% (yoy) menjadi Rp 25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 9,7% (yoy).
Seiring dengan pertumbuhan laba yang tinggi tersebut, Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, secara tahunan memang dari nominal dividen yang dibayarkan lebih besar kepada para pemegang saham.
Namun, hal tersebut harus melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu.
“Kami pernah janji kepada para investor, dividen yang dibayar BCA absolutnya itu harus lebih tinggi setiap tahun, kecuali pada tahun 2020 pada saat Covid, karena profitnya negatif growth 5%. Nah, tahun ini naik 12,7% ini akan ditentukan nanti dalam RUPS. Saya nggak berani menjanjikan apakah ini akan lebih atau kurang. Tapi seingat saya tahun lalu 68,5% dari profit kami bagi sebagai dividen,” urai Jahja, Kamis (23/1/2025).
Baca juga: Perbedaan Internet Banking dan Mobile Banking, Jangan Gagal Paham
Lebih lanjut, Jahja mengatakan, dari sisi intermediasi, total kredit meningkat 13,8% (yoy) menjadi Rp 922 triliun.
Pertumbuhan kredit emiten berkode saham BBCA tersebut diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan.
Rasio loan at risk (LAR) BBCA membaik mencapai 5,3% pada tahun 2024, dibandingkan 6,9% pada 2023.
Sementara itu, biaya provisi BBCA tercatat sebesar Rp 2 triliun, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,8% pada 2024.
“Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global. BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional, dan hal ini kami wujudkan dalam penyelenggaraan berbagai acara strategis,” kata Jahja.
Kredit Korporasi Tinggi
Penyaluran pembiayaan BBCA per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7% (yoy) mencapai Rp 426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor.
Kredit komersial naik 8,9% (yoy) mencapai Rp 137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8% mencapai Rp 123,8 triliun.
Total portofolio kredit konsumer naik 12,4% (yoy) menyentuh Rp 223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8% (yoy) mencapai Rp 65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2% (yoy) menjadi Rp 135,5 triliun.
Outstanding pinjaman konsumer lain (mayoritas kartu kredit) tumbuh 12,8% (yoy) menjadi Rp 22,9 triliun.
Penyaluran kredit BBCA ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 12,5% (yoy) menjadi Rp 229 triliun per Desember 2024, berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan.
Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang melesat 84,2% (yoy) mencapai Rp 2,3 triliun.
BBCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (Sustainability Linked Loan/SLL) mencapai Rp 1 triliun, nilainya naik 3 kali lipat (yoy).
Baca juga: Aji Mumpung, X dan Bluesky Luncurkan Fitur Video Vertikal
RBB BCA
Terkait dengan rencana bisnis bank (RBB), Jahja mengaku belum berdiskusi dengan OJK, sehingga belum dapat disampaikan ke publik.
“Tapi kalau kami buat RBB itu lebih konservatif, target-target itu konservatif, kalau bisa lebih kami berusaha performa lebih optimal. Tapi kami belum diskusi dengan OJK,” tutur Jahja.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82% dari total DPK, tumbuh 4,4% mencapai Rp 924 triliun.
Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21% (yoy) mencapai 36 miliar.
Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24% (yoy).
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News