Di Tengah PHK Karyawan, Meta Naikkan Gaji Manajer hingga 200 Persen

1 month ago 201

SELULAR.ID – Perusahaan teknologi Meta belum lama ini melakukan PHK kepada 5 persen karyawannya secara global. PHK dilakukan untuk karyawan dengan kinerja paling rendah. Namun, di tengah kabar PHK itu, Meta justru ketahuan menaikkan gaji di jajaran manajer atau eksekutifnya hingga 200 persen dari gaji pokok.

Kenaikan gaji manajer bukan tanpa alasan. Meta menaikkan bayaran di jajaran manajer, karena selama ini perusahaan tersebut masih memiliki upah yang jauh ketimbang perusahaan teknologi pesaingnya. Hal itu membuat Meta merasa gaji di jajaran manajer perlu disetarakan untuk memberikan penghargaan dan memotivasi jajaran eksekutif demi kinerja yang baik.

Berdasarkan dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), pembayaran bonus bagi eksekutif kini bisa mencapai 200 persen dari gaji pokok. Hal ini naik dari batas sebelumnya yang hanya 75 persen. Kenaikan gaji itu diharapkan bisa membuat fokus eksekutif terhadap prioritasnya kepada perkembangan perusahaan.

Mengutip WinFuture, kebijakan tersebut tidak berlaku bagi CEO Mark Zuckerberg. Zuck menerima upah dengan skema kompensasi lebih banyak berbasis kepada opsi saham.

Baca juga: Meta Sediakan Teknologi Inti Pengembang Robot Humanoid

Keputusan menaikkan bonus ini dibuat pada 13 Februari 2025 oleh komite dalam dewan direksi Meta. Salah satu alasan yang menonjol adalah karena total kompensasi eksekutif di Meta dinilai terlalu rendah dibandingkan perusahaan sejenis atau kompetitifnya.

Baru-baru ini, perusahaan memberhentikan 11.000 karyawan. Selain itu, 5.000 posisi yang sebelumnya kosong juga tidak akan diisi kembali. Bahkan, beberapa tunjangan karyawan juga dikurangi, termasuk alokasi opsi saham bagi pegawai.

Meta sebelumnya sudah memperingatkan jika ada karyawannya yang tidak senang dengan kebijakan baru, dengan banyak perombakan di dalamnya, maka harus dengan sukarela mengundurkan diri.

Kebijakan ini menuai banyak kritik dari para ekonom, lantaran berpotensi merusak budaya kinerja perusahaan. Apalagi, di internal perusahaan, banyak pegawai yang sudah merasa kecewa dengan sikap Mark Zuckerberg yang dinilai terlalu dekat dengan pemerintahan Donald Trump.

Simak berita menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |