Apple Tutup Toko Pertamanya di Pasar Smartphone Terbesar Dunia

1 day ago 7

Selular.id – Apple menutup salah satu toko ritelnya di Dalian, China, untuk pertama kalinya sejak masuk ke pasar tersebut pada 2008.

Toko yang berlokasi di Parkland Mall ini akan resmi berhenti beroperasi pada 9 Agustus 2025, menyusul penurunan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan tersebut.

Penutupan toko Apple di Dalian ini mencerminkan tantangan ekonomi yang lebih besar di China, di mana daya beli konsumen masih lemah meski pemerintah telah memberikan berbagai insentif, seperti program tukar tambah dan subsidi untuk pembelian smartphone serta kendaraan listrik.

Beberapa merek lain, seperti Michael Kors dan Armani, juga telah meninggalkan Parkland Mall.

Apple masih mempertahankan kehadirannya di Dalian melalui satu toko lainnya. Selain itu, perusahaan asal Cupertino itu berencana membuka toko baru di Shenzhen pada bulan ini.

Dengan demikian, Apple diproyeksikan akan menutup tahun 2025 dengan jumlah toko yang sama di China, yaitu 58 gerai.

Image by PhoneArena - Apple closes a store for the first time in the biggest smartphone market on Earth

Penutupan toko ini terjadi di tengah penurunan penjualan Apple di China, pasar terbesarnya kedua setelah AS.

Persaingan dengan merek lokal seperti Huawei, Xiaomi, dan Vivo semakin ketat, menggerus pangsa pasar iPhone.

Menurut laporan Canalys, Huawei kembali menjadi pemimpin pasar smartphone China pada kuartal kedua 2025 dengan pengiriman 12,2 juta unit (18% pangsa pasar), diikuti Vivo (11,8 juta unit), Oppo, dan Xiaomi. Apple berada di posisi kelima dengan 10,1 juta unit (15% pangsa pasar).

Penjualan Apple di China telah turun selama enam kuartal berturut-turut, dengan pendapatan tahun lalu anjlok hampir 10% dibandingkan puncaknya pada 2022.

Meski demikian, perusahaan tetap berkomitmen untuk memperkuat posisinya di pasar ini dengan strategi ritel yang lebih efisien.

Sebelumnya, Apple juga pernah menutup sementara seluruh tokonya di China pada awal 2020 akibat pandemi COVID-19, sebelum kembali dibuka secara bertahap.

Namun, penutupan kali ini bersifat permanen dan lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi serta persaingan bisnis.

Di tengah tekanan pasar, Apple terus berinovasi dengan produk baru dan layanan tambahan. Namun, tantangan dari regulator dan pesaing lokal tetap menjadi hambatan utama.

Seperti yang terjadi di Eropa, di mana Apple menghadapi denda antitrust senilai 500 juta euro, perusahaan ini harus terus beradaptasi dengan dinamika pasar global yang semakin kompetitif.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |