6 hours ago
5
Selular.id – Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), raksasa pembuat chip asal Taiwan, menghadapi ancaman tarif impor chip dari Amerika Serikat (AS) yang diusung oleh mantan Presiden Donald Trump. Kebijakan ini berpotensi mengganggu operasional TSMC secara signifikan, terutama di tengah tingginya permintaan chip AI.
Dalam kampanye pemilihannya, Trump menyatakan dukungannya untuk mengenakan tarif impor chip dari Taiwan dengan alasan negara tersebut mencuri teknologi chip dari AS. Meski demikian, TSMC telah berinvestasi besar-besaran di AS untuk menghindari tarif tersebut. Perusahaan menggelontorkan lebih dari US$100 miliar untuk membangun fasilitas chip dan advanced packaging di AS.
Menurut Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, keputusan akhir terkait tarif akan ditentukan oleh Trump. “Presiden akan menetapkan kebijakannya. Jika tidak membangun di AS, tarifnya akan tinggi. Tapi jika membangun di AS, mungkin ada keringanan,” ujarnya.
Bagi TSMC, tarif meski hanya 10% bisa berdampak besar karena perusahaan masih mengandalkan Taiwan untuk produksi chip generasi terbaru. Tidak hanya TSMC, pelanggan seperti Apple dan NVIDIA juga akan terkena imbas, baik dengan menyerap kenaikan harga atau membebankannya ke konsumen.
Pemerintah AS berencana menerapkan tarif ini sebelum batas waktu 1 Agustus mendatang. Kebijakan ini akan menjadi ujian bagi TSMC dan mitranya dalam menghadapi gejolak perdagangan global.
Sebelumnya, TSMC juga menghadapi tantangan lain seperti permintaan chip untuk Google Pixel 10 Pro dan keterlibatannya di Intel Foundry Services. Perusahaan kini harus mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi berbagai skenario perdagangan.
Dengan posisinya sebagai pemasok utama chip global, kebijakan tarif AS terhadap TSMC akan berdampak luas pada industri teknologi dunia. Perkembangan terbaru kebijakan ini patut dipantau dalam beberapa pekan mendatang.
