Tingkatkan Kinerja, Chip Xring Xiaomi Generasi Berikutnya Bakal Gunakan Inti Arm Travis

1 week ago 15

TechDaily.id – Chip Xring generasi berikutnya dari Xiaomi dapat menampilkan inti super “Travis” Arm yang akan datang. Ini dasarkan bocoran baru dari pemberi informasi populer Digital Chat Station.

Platform Xring dilaporkan telah menerima otorisasi arsitektur Arm, yang membuka jalan bagi Xiaomi untuk mengintegrasikan inti CPU Arm yang paling canggih sejauh ini, sebagaimana dikutip dari Gizmo China.

Arm diharapkan akan mengumumkan inti Travis pada bulan September. Desain generasi berikutnya ini akan menggantikan Cortex-X925 dan menjanjikan peningkatan kinerja yang substansial.

Chip Xring Xiaomi Generasi Berikutnya Bakal Gunakan Inti Arm Travis

Menurut Arm, Travis memberikan peningkatan dua digit dalam IPC (Instructions Per Clock) dan membawa keuntungan besar dalam efisiensi daya. Ia juga akan mendukung SME (Scalable Matrix Extension) Armv9, yang memungkinkan operasi berbasis matriks yang lebih canggih dalam beban kerja AI dan pembelajaran mesin.

Jika Xiaomi mengadopsi Travis pada chip Xring berikutnya, hal itu dapat menandai langkah maju terbesar perusahaan dalam pengembangan chip khusus. Xring O1, yang diperkenalkan awal tahun ini, didasarkan pada Cortex-X925. Peningkatan ke Travis akan memberi Xiaomi keunggulan dalam hal kinerja dan efisiensi, yang berpotensi menjadikan Xring baru sebagai chipset terkuatnya hingga saat ini.

Berbicara tentang IPC, ia memainkan peran penting dalam kinerja CPU dengan menunjukkan berapa banyak instruksi yang dapat ditangani prosesor per siklus clock. IPC yang lebih tinggi memungkinkan CPU untuk menyelesaikan lebih banyak tugas pada frekuensi yang sama atau mempertahankan kinerja dengan penggunaan daya yang lebih rendah, yang terutama penting untuk ponsel pintar yang menghadapi kendala panas dan baterai.

Arm biasanya mengungkap IP CPU dan GPU barunya sekitar bulan Mei atau Juni. Pengumuman Travis pada bulan September tahun ini akan sangat terlambat, tetapi dapat mencerminkan pergeseran strategis atau siklus pengembangan yang diperpanjang.

Jika chip Xiaomi berikutnya benar-benar mengintegrasikan inti Travis, hal itu dapat membantu perusahaan bersaing lebih langsung dengan chip unggulan dari Qualcomm dan MediaTek, dan menandakan ambisi Xiaomi yang semakin besar dalam desain semikonduktor.

Produsen Smartphone Semakin Mandiri: Mulai Produksi Chipset Sendiri demi Inovasi dan Efisiensi

Industri smartphone global kini memasuki babak baru. Semakin banyak produsen smartphone yang memilih untuk memproduksi chipset mereka sendiri. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga menjadi kunci inovasi dan keunggulan kompetitif di pasar yang semakin padat.

Produsen Smartphone Kembangkan Chipset Sendiri

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah produsen smartphone ternama mulai beralih dari pemasok chipset pihak ketiga seperti Qualcomm dan MediaTek, dan mulai mengembangkan sistem-on-chip (SoC) internal. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mengoptimalkan performa perangkat, menekan biaya produksi, dan meningkatkan kontrol atas ekosistem perangkat keras dan perangkat lunak.

Beberapa produsen besar yang telah memproduksi chipset sendiri antara lain:

  • Apple dengan chip seri A Bionic dan M-series
  • Samsung dengan chipset Exynos
  • Google dengan Tensor
  • Huawei (melalui HiSilicon) dengan Kirin
  • Xiaomi melalui divisi Surge
  • OPPO melalui chip MariSilicon

Apple: Pelopor Chipset In-House untuk Smartphone

Apple menjadi salah satu pelopor tren ini melalui peluncuran chip A4 pada iPhone 4 tahun 2010. Kini, seri A Bionic seperti A17 Pro yang digunakan pada iPhone 15 Pro Max, menawarkan performa tinggi dengan efisiensi daya luar biasa. Apple juga memperluas ekosistem chip-nya ke Mac melalui seri M.

Dengan mengembangkan chip sendiri, Apple dapat mengintegrasikan hardware dan software secara menyeluruh lewat iOS. Hasilnya, pengguna merasakan performa dan stabilitas yang sangat baik, termasuk dalam pemrosesan grafis dan efisiensi baterai.

Exynos 2500

Samsung dan Exynos: Perjuangan untuk Mandiri

Samsung adalah salah satu dari sedikit produsen yang juga memiliki divisi semikonduktor sendiri. Melalui Exynos, Samsung berupaya menciptakan alternatif dari Snapdragon. Walau beberapa generasi Exynos sempat dikritik karena performanya di bawah Snapdragon, Samsung tetap melanjutkan pengembangannya.

Pada 2025, Samsung dikabarkan tengah menyiapkan Exynos 2500 untuk Galaxy S25 Series, dengan peningkatan besar di sektor AI dan efisiensi fabrikasi 3nm.

Google Tensor: Otak Pixel yang Fokus pada AI

Google resmi memperkenalkan chip Tensor pada Pixel 6 sebagai bagian dari strategi menghadirkan pengalaman AI yang mendalam. Tensor dikembangkan bersama Samsung dan dioptimalkan untuk fitur-fitur seperti pengenalan suara real-time, pengolahan foto berbasis AI, dan keamanan dengan chip Titan M2.

Meski performa gaming-nya tidak sekuat Snapdragon kelas atas, Tensor menawarkan keunggulan dari sisi machine learning dan integrasi dengan Android murni.

Huawei Kirin: Semangat Bertahan di Tengah Sanksi

Huawei sempat menjadi pemimpin dalam pengembangan chip dengan Kirin, namun terhantam sanksi dagang dari AS. Meski begitu, Huawei kembali mengejutkan industri dengan merilis Kirin 9000S yang digunakan pada Mate 60 Pro, hasil produksi lokal di tengah keterbatasan pasokan global.

Langkah Huawei ini menjadi simbol ketahanan industri teknologi China dan mendorong upaya kemandirian teknologi dalam negeri.

Xiaomi dan OPPO: Langkah Awal Menuju Chipset Mandiri

Xiaomi melalui chip Surge telah merilis beberapa komponen seperti ISP (Image Signal Processor) dan chip daya. Meski belum sepenuhnya membuat SoC seperti Apple atau Samsung, Xiaomi menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan internal.

OPPO juga meluncurkan chip MariSilicon X, sebuah ISP canggih yang fokus pada fotografi dan video malam hari. Meski belum mengembangkan prosesor utama, OPPO sudah mengambil langkah awal menuju pengembangan chip secara mandiri.

Keuntungan dan Tantangan Membuat Chip Sendiri

Membuat chipset sendiri membawa sejumlah keuntungan:

  • Integrasi software dan hardware lebih optimal
  • Efisiensi daya dan performa lebih baik
  • Inovasi bisa lebih cepat diterapkan
  • Ketergantungan pada pemasok luar bisa dikurangi

Namun tantangannya juga tidak ringan:

  • Biaya pengembangan sangat besar
  • Perlu teknologi fabrikasi tingkat tinggi
  • Kompleksitas desain dan produksi
  • Perlu waktu bertahun-tahun untuk riset dan uji coba

Penutup: Masa Depan Chipset In-House di Dunia Smartphone

Ke depan, tren pengembangan chipset in-house diperkirakan akan terus berkembang. Di tengah meningkatnya kebutuhan akan AI, efisiensi baterai, dan konektivitas 5G/6G, memiliki kontrol penuh atas chipset menjadi nilai strategis bagi produsen smartphone.

Langkah produsen seperti Apple, Samsung, Google, Huawei, hingga OPPO dan Xiaomi membuktikan bahwa kendali atas desain chip adalah investasi jangka panjang untuk mempertahankan relevansi dan daya saing di industri.

Dengan semakin banyaknya inovasi dalam pengembangan chipset mandiri, pengguna pun akan diuntungkan lewat performa lebih baik, daya tahan baterai lebih lama, dan fitur-fitur pintar yang semakin canggih.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |