Techdaily.id – Memasuki tahun ke-6 pelaksanaan, Samsung Innovation Campus Batch 6 menunjukkan konsistensinya dalam membina generasi muda Indonesia agar siap menghadapi era digital, melalui pelatihan intensif di tiga bidang utama: Coding & Programming, Artificial Intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT).
Tahun ini, jumlah peserta mencapai angka tertinggi sejak program ini pertama kali digelar, yaitu sebanyak 10.623 peserta dari seluruh Indonesia.
Antusiasme ini memperlihatkan betapa besarnya minat pelajar dan mahasiswa untuk mendalami teknologi sekaligus menghadirkan solusi yang berdampak bagi masyarakat.
Proses Pembelajaran Hingga Seleksi Tim Terbaik

Selama program berlangsung, peserta mengikuti proses pembelajaran yang dilanjutkan dengan tahap mentoring dan pengembangan proyek. Dari ribuan ide dan prototipe yang dihasilkan, SIC melakukan seleksi secara bertahap, hingga akhirnya terpilih 10 tim terbaik dari dua kategori peserta: SMA/SMK/MA dan Universitas (D3, D4, S1).
Setelah proses penjurian akhir oleh perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Samsung R&D Institute Indonesia, hingga Hacktiv8, terpilihlah enam tim terbaik—tiga dari kategori sekolah menengah dan tiga dari kategori universitas. Aspek penilaian mencakup kelayakan proyek, dampak sosial, segmentasi pengguna, desain produk, fitur, kemampuan pitching, serta rencana keberlanjutan.
Pengumuman dan pemberian penghargaan kepada para pemenang ini dilakukan dalam acara Rewarding Best Team pada 18 Maret lalu di Ashley Hotel Wahid Hasyim, Jakarta. Momen ini menjadi penutup sekaligus perayaan atas kerja keras para peserta dan mentor selama beberapa bulan terakhir.
Inovasi yang Lahir dari Tantangan Sosial
Dari kategori universitas, Tim Rarevolution dari BINUS University berhasil meraih posisi terbaik pertama. Mereka menghadirkan “PawPal”, boneka interaktif berbasis IoT dan AI yang dirancang untuk anak usia 4–8 tahun.
Dengan fitur seperti Talk to Me, Math Adventure, dan Would You Rather, PawPal bertujuan mendukung tumbuh kembang anak sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap layar digital. “Dengan adanya SIC ini, kami termotivasi untuk terus belajar dan berkembang. Harapan kami, PawPal bisa menjadi solusi yang mudah diakses dalam menghadapi tantangan screen time berlebih,” ujar Angeline Rachel, perwakilan tim.
Sementara itu, dari kategori SMA/SMK/MA, posisi terbaik pertama diraih oleh Tim 1 STI Pekanbaru dari SMK Negeri 2 Pekanbaru. Mereka menciptakan EduKit AIoT ESP32, sebuah alat praktikum edukatif yang dirancang untuk membantu pengajaran IoT dan AI di sekolah-sekolah dan lembaga kursus yang masih kekurangan fasilitas.
EduKit dilengkapi dengan chatbot, sistem Computer Vision AI, dan kuis interaktif. “SIC membuka pikiran kami bahwa ide sederhana pun bisa memberi dampak besar. Kami ingin EduKit jadi alat belajar yang sederhana, terjangkau, dan bisa langsung digunakan oleh siswa dan guru. Ke depannya, kami juga ingin mengembangkan modul pembelajaran nasional dan memperluas akses ke daerah 3T,” ujar Rahsya Benova Akbar, mewakili tim.
Baca Juga: Samsung SmartThings: Satu Aplikasi, Sejuta Kemudahan Hidup
Daftar Pemenang Samsung Innovation Campus
Kategori Universitas (D3, D4, S1):
- Juara 1: Rarevolution – BINUS University
- Juara 2: IoTelligence – Institut Teknologi Bandung
- Juara 3: MasiBelajar – Universitas Gadjah Mada
Kategori SMA/SMK/MA:
- Juara 1: Tim 1 STI Pekanbaru – SMK Negeri 2 Pekanbaru
- Juara 2: Monjaw – MAN 2 Jakarta
- Juara 3: Pemburu Mimpi – MAN 1 Kota Sukabumi
Apresiasi dari Pemerintah dan Samsung
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Arie Wibowo Khurniawan, menyampaikan bahwa program seperti SIC sangat relevan dengan misi pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berdampak. “Solusi yang dihasilkan peserta tidak hanya menunjukkan keterampilan teknis, tapi juga kepedulian sosial yang tinggi. Program ini sejalan dengan komitmen kami menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua,” jelasnya.
Dari pihak industri, Samsung juga menyatakan komitmennya untuk terus mendukung ekosistem talenta digital di Indonesia. “Lewat SIC, kami tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tapi juga menanamkan pola pikir kolaboratif dan kemampuan problem solving. Kami percaya generasi muda Indonesia mampu menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Banu Afwan Pribadi, Product Integration Group Head Samsung R&D Institute Indonesia.
Hal senada juga disampaikan oleh Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia. Menurutnya, SIC telah berkembang menjadi platform strategis yang membentuk talenta digital masa depan. “Selain aspek teknis, program ini juga menumbuhkan empati, semangat inovasi, dan rasa kolaborasi untuk menjawab berbagai tantangan sosial lewat pendekatan teknologi,” tutupnya.
Dengan sinergi kuat antara sektor swasta dan pemerintah, serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, SIC telah membuktikan peran nyatanya dalam menyiapkan generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan era digital. Lewat inovasi berbasis teknologi yang langsung menjawab persoalan di lapangan, para peserta tidak hanya belajar, tapi juga membawa perubahan.