Nabire, 3 Juni 2025 – Dengan penuh sukacita dan syukur, Yayasan Kristus Sahabat Kita (KSK) secara resmi meresmikan gedung baru Asrama Kristus Sahabat Kita di Jl. Jenderal Sudirman, Nabire, Selasa (03/06).
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari pemerintahan dan Gereja, termasuk perwakilan Gubernur Papua Tengah, Bupati Nabire, serta jajaran Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan.
Asrama ini diharapkan menjadi pusat pembinaan generasi muda Papua yang beriman, cerdas, disiplin, dan penuh kasih.
Dalam sambutan Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si., yang dibacakan oleh perwakilannya, disampaikan bahwa pembangunan asrama ini bukan hanya sebuah capaian fisik, tetapi juga simbol kerja keras dan kasih yang diwujudkan dalam mendukung masa depan anak-anak Papua.
“Hari ini adalah hari yang istimewa, karena kita menyaksikan buah dari kerja keras, kepedulian, dan kasih demi mendukung masa depan generasi orang kita. Saya percaya dari tempat ini akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang takut akan Tuhan dan mencintai tanah Papua,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada pengurus yayasan, panitia pembangunan, dan seluruh pihak yang telah mendoakan serta mendukung proyek ini dari awal hingga selesai. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk turut merawat dan menjaga gedung ini sebagai bagian dari pembangunan manusia seutuhnya.
Sementara itu, Pater Yohanes Agus Setiyono, SJ selaku pemimpin rohani dan pengelola asrama, mengungkapkan bahwa pembangunan asrama ini juga mendapat dukungan nyata dari Pemerintah Kabupaten Nabire melalui bantuan sebesar satu miliar rupiah. Pihak kontraktor juga dipuji karena menyelesaikan pembangunan tepat waktu menjelang tahun ajaran baru pada Juli mendatang.
Pater Yohanes menyampaikan bahwa asrama ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga menjadi tempat pembentukan karakter dan keterampilan hidup (life skills). Asrama KSK menampung 30 siswa putra dan 30 putri, dengan pendampingan langsung dari para imam, suster, dan tenaga relawan.
“Kami mengerjakannya dalam kesinambungan dengan SMA Adiluhur, agar anak-anak yang selesai dari sini bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Tidak hanya di kota, tetapi juga di pedalaman seperti Wanggar dan Wagethe,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Pater Yohanes juga menekankan pentingnya keterbukaan dan keberagaman. Anak-anak dari berbagai suku seperti Mee, Moni, Asmat, Amungme, dan Kamoro telah bergabung dan akan terus difasilitasi. Ia pun menyampaikan bahwa banyak dari mereka berasal dari keluarga prasejahtera, namun tetap diterima tanpa melihat kemampuan membayar.
“Asal mereka punya semangat untuk maju, kami terima. Iuran hanya sekitar Rp300.000 per bulan, bahkan ada yang dibebaskan. Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Ketua FKUB dan Yayasan YP Marka, agar semangat keberagaman dan kebersamaan terus terjaga,” jelasnya.
Kebutuhan sarana-prasarana akan terus dilengkapi, termasuk rencana pembangunan perpustakaan digital dan fasilitas olahraga. Pater Yohanes juga berharap dukungan dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk ikut menangani kebutuhan anak-anak, terutama dalam hal kesehatan dan gizi.
Acara peresmian ini menjadi bukti nyata dari sinergi antara Gereja, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun masa depan Papua. Dengan semangat syukur dan kasih, Asrama Kristus Sahabat Kita diharapkan menjadi tempat lahirnya generasi unggul yang membawa terang bagi bangsa dan tanah Papua.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 120