Meta Beri Toleransi 16 Kali untuk Akun Berbahaya Sebelum Diblokir

11 hours ago 5

Selular.id – Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, diduga memberikan toleransi hingga 16 kali pelanggaran bagi akun-akun yang terlibat dalam aktivitas berbahaya seperti perdagangan manusia untuk seks sebelum akhirnya ditangguhkan.

Fakta mengejutkan ini terungkap dari kesaksian Vaishnavi Jayakumar, mantan Kepala Keselamatan dan Kesejahteraan Meta, dalam dokumen pengadilan untuk kasus keamanan anak di media sosial.

Jayakumar menyatakan bahwa perusahaan memberikan kesempatan kepada akun-akun berbahaya hingga menerima 16 pelanggaran sebelum akhirnya ditangguhkan pada pelanggaran ke-17.

“Artinya, Anda bisa dikenakan 16 pelanggaran prostitusi dan ajakan seksual, dan setelah pelanggaran ke-17, akun Anda akan ditangguhkan,” ujar Jayakumar seperti dikutip The Verge pada Rabu, (25/11/2025).

Kebijakan ambang batas yang sangat tinggi ini menjadi perhatian serius mengingat jenis pelanggaran yang ditoleransi termasuk aktivitas berbahaya.

Menurut gugatan yang diajukan oleh distrik sekolah, jaksa agung, dan orang tua di sejumlah negara, ambang batas 16 kali pelanggaran ini merupakan yang tertinggi di industri platform media sosial.

Kekurangan Sistem Pelaporan CSAM

Dokumen pengadilan yang tidak disunting juga mengungkap masalah mendasar dalam sistem pelaporan Instagram.

Platform tersebut disebutkan ‘tidak memiliki cara khusus’ bagi pengguna untuk melaporkan materi pelecehan seksual anak (CSAM).

Meskipun laporan diterima, Meta diduga tidak menindaklanjuti masalah ini secara memadai.

Jayakumar mengaku telah beberapa kali mengangkat isu ini selama masa kerjanya di Meta, namun perusahaan mengabaikannya dengan alasan ‘terlalu banyak pekerjaan’ untuk meninjau laporan tersebut.

Pengabaian ini terjadi meskipun laporan datang dari internal perusahaan sendiri.

Persoalan keamanan platform digital memang menjadi perhatian global.

Sebelumnya, Apple, Google, dan Meta Diselidiki di Eropa Karena Langgar UU Pasar Digital menunjukkan meningkatnya pengawasan regulator terhadap praktik perusahaan teknologi besar.

Bantahan Keras dari Meta

Menanggapi berbagai tuduhan ini, Juru Bicara Meta Andy Stone menyampaikan bantahan keras.

Stone menolak semua tuduhan yang disampaikan dalam dokumen pengadilan, termasuk pernyataan Jayakumar mengenai batas 16 kali pelanggaran sebelum penangguhan akun.

“Kami sangat tidak setuju dengan tuduhan ini, yang mengandalkan kutipan-kutipan yang dipilih secara cermat dan opini yang salah informasi dalam upaya menyajikan gambaran yang sengaja menyesatkan,” tegas Stone kepada The Verge.

Stone menekankan bahwa Meta telah selama lebih dari satu dekade mendengarkan keluhan orang tua dan melakukan berbagai perubahan untuk melindungi remaja.

Perubahan tersebut mencakup pengenalan Akun Remaja dengan perlindungan bawaan dan pemberian kontrol yang lebih besar kepada orang tua.

Isu keamanan platform digital terus menjadi sorotan, termasuk dalam pembahasan mengenai platform seperti Roblox yang juga menghadapi tantangan serupa dalam melindungi pengguna muda.

Pengungkapan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan global terhadap perusahaan teknologi untuk lebih bertanggung jawab atas konten di platform mereka.

Berbagai negara mulai menerapkan regulasi yang lebih ketat, sementara organisasi masyarakat sipil terus mendorong transparansi dalam kebijakan moderasi konten.

Kasus ini juga mengingatkan pada pentingnya sistem pelaporan yang efektif, sebagaimana terlihat dalam tanggapan terhadap isu keamanan digital lainnya yang pernah muncul sebelumnya.

Perkembangan gugatan keamanan anak terhadap Meta ini akan terus dipantau, terutama mengingat dampaknya terhadap kebijakan perlindungan pengguna di platform media sosial secara global.

Hasil dari proses hukum ini dapat menjadi preseden penting bagi standar keamanan digital di masa depan.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |