Selular.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) untuk anak usaha mereka pada tahun 2025 ini.
Rencana IPO anak usaha Telkom (TLKM) ini sebenarnya sudah mereka wacanakan sejak tahun 2024 lalu.
TelkomMetra, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang berpotensi melakukan initial public offering (IPO) pada tahun 2025.
IPO ini berpotensi dilakukan untuk portofolio asuransi AdMedika, InfoMedia, Finnet, dan MdMedia.
Pada tahun 2024 lalu, Direktur Utama TelkomMetra, Pramasaleh H. Utomo mengatakan, AdMedika akan menjadi salah satu kandidat yang pertama yang akan melantai di bursa.
Dia menyampaikan IPO ini paling cepat dapat terjadi pada 2025.
Baca juga: BEI Pertanyakan Dana IPO Rp 21 T Usai Bukalapak Tutup Lapak
“Kami punya fokus portofolio AdMedika, InfoMedia, Finnet, dan MdMedia punya target IPO, paling cepat di 2026. Tapi kalau ternyata 2025 selesai grooming-nya dan ada investor, dalam suasana market bagus, kita bisa lebih cepat IPO,” ujarnya, tahun 2024 lalu.
Prama juga menyampaikan tidak menutup kemungkinan bagi TelkomMetra untuk melantai di Bursa.
Hanya saja, kata dia, dalam skenario strategis, TelkomMetra akan melihat bagaimana perkembangan industri.
Menurut Prama, saat ini TelkomMetra memiliki tujuan untuk meningkatkan kapabilitas investasi Telkom.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo pada 2024 lalu pernah bilang, tidak ada perusahaan pelat merah yang akan menggelar pencatatan saham perdana pada 2024, karena mempertimbangkan kondisi dan minat pasar.
“Sementara belum. Kami lagi lihat market tergantung appetite, seperti PHE kemarin ternyata minatnya kurang,” ujar Kartika.
Baca juga: Telkom (TLKM) Bocorkan Kisi-kisi Dividen Tahun Ini
Alhasil, PalmCo yang sebelumnya digadang-gadang melantai pada 2024, dipastikan tidak akan menggelar aksi korporasi tersebut.
Menurut Tiko, PalmCo bakal segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) jika kondisi pasar memungkinkan. Tiko juga menjelaskan bahwa saat ini Kementerian BUMN memang belum memiliki fokus untuk membawa PalmCo ke lantai bursa.
Musababnya, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi agar perusahaan memiliki valuasi yang tinggi.
Salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditempuh saat ini adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit karena lahan milik PTPN Grup berada dalam kondisi kurang terawat.
“Tadinya kami mau dorong PalmCo, namun kami melihat marketnya seperti apa. Kalau pasarnya oke, kami mungkin dorong tetapi [ternyata] pasarnya kurang. Kami lihat timing juga, tahun depan mungkin PalmCo, tetapi setelah pasar bagus,” kata Tiko.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News