Dogiyai, 14 Juni 2025 – Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol Alfred Papare, memberikan penjelasan terkait insiden penembakan yang terjadi di Kabupaten Dogiyai pada 12 Juni 2025 lalu.
Dalam keterangannya kepada awak media, Kapolda menjelaskan bahwa tindakan aparat merupakan bentuk respons terhadap situasi yang dinilai membahayakan warga sipil.
Menurut Kapolda, insiden bermula saat aparat kepolisian melintasi wilayah tersebut dan mendapati sejumlah pemuda menghadang kendaraan warga yang hendak menuju Nabire. Para pemuda tersebut diduga melakukan pemalakan terhadap setiap kendaraan yang melintas.
“Anggota sudah mengingatkan mereka untuk tidak melakukan pemalakan dan diminta kembali pulang. Namun mereka justru menunjukkan parang dan alat tajam lainnya,” ungkap Kapolda kepada awak media, Sabtu (14/06).
Melihat eskalasi yang membahayakan, aparat sempat melepaskan tembakan peringatan. Namun, kelompok pemuda tersebut kembali melakukan pemalakan terhadap kendaraan di bagian belakang rombongan warga. Aksi tersebut disertai dengan pelemparan batu ke arah kendaraan.
“Anggota melihat ada masyarakat dan pengemudi yang merasa terancam. Maka anggota turun dari mobil dan melakukan tembakan untuk membubarkan mereka. Setelah itu, kelompok pemuda tersebut melarikan diri,” jelas Kapolda.
Menanggapi isu yang beredar bahwa terdapat korban dalam insiden tersebut, Kapolda menegaskan hingga saat ini belum ada laporan resmi atau warga yang datang berobat ke rumah sakit akibat luka tembak.
“Kalau memang ada korban, kami berharap identitasnya dilaporkan agar bisa dibantu evakuasi untuk pengobatan. Namun sampai sekarang belum ada laporan valid,” tambahnya.
Kapolda menegaskan bahwa tindakan aparat murni untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang melintas di wilayah tersebut, demi menjaga keamanan dan ketertiban.
“Yang dilakukan anggota kami adalah tindakan preventif untuk melindungi masyarakat yang melintas dari gangguan keamanan. Namun jika dalam proses itu ada yang menjadi korban yang tidak bersalah, tentu akan kami proses secara bertanggung jawab,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Brigjen Papare juga mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di sepanjang jalur Jalan Trans Nabire hingga Paniai, untuk menghentikan segala bentuk aktivitas pemalakan terhadap pengguna jalan.
“Kami minta dengan sangat kepada masyarakat, hentikan kebiasaan memalak kendaraan yang melintas. Tidak semua orang yang lewat itu membawa uang. Seringkali kalau tidak diberi, kendaraan mereka dilempar batu hingga rusak, seperti kejadian kemarin yang menyebabkan spion pecah. Ini sangat membahayakan dan tidak bisa dibenarkan,” jelasnya
Ia menegaskan bahwa aktivitas seperti itu justru menciptakan keresahan dan membuat situasi keamanan menjadi tidak kondusif.
“Kami ingin semua pihak hidup aman dan nyaman. Jangan ganggu orang yang hanya ingin lewat. Biarkan jalan ini menjadi akses yang damai untuk semua,” tegas Kapolda.
Brigjen Papare juga mengimbau semua pihak, baik masyarakat sipil, tokoh adat, hingga organisasi kemanusiaan, agar bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.
“Silakan semua pihak melakukan advokasi, tapi mari kita bersama menjaga suasana tetap damai, sambil menunggu hasil investigasi resmi dari institusi berwenang,” tutup Kapolda Papua Tengah.
Sebelumnya beredar luas di media sosial mengenai informasi dugaan penembakan terhadap seorang remaja bernama Jebulon Pigai (17) di Kampung Deiyapa, Distrik Kamuu Timur, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, yang disebut dilakukan oleh Kapolres pada Kamis (12/06/2025) sekitar pukul 14.30 WIT.
(Baca Juga : Seorang Remaja di Dogiyai Dikabarkan Ditembak, Polres Dogiyai: Hoax)
Dalam informasi yang tersebar luas di sosial media, dikabarkan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis sore, sekitar pukul 14.30 WIT. Menurut informasi yang beredar tersebut, delapan unit mobil Avanza berwarna putih yang dipimpin oleh Kapolres Dogiyai melintas dari arah Ugapuga menuju Moanemani. Ketika itu, Jebulon Pigai tengah bersantai di depan jalan masuk rumahnya.
Tanpa ada komunikasi atau peringatan terlebih dahulu, salah satu mobil diduga langsung melepaskan tembakan ke arah Jebulon. Peluru menembus bagian paha kanan korban, menyebabkan luka serius. Setelah insiden tersebut, mobil Avanza yang diduga sebagai kendaraan polisi itu langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Menanggapi informasi tersebut, Kepolisian Resor Dogiyai membantah keras kabar yang beredar dan menyebutnya sebagai hoaks yang menyesatkan dan berpotensi memecah ketertiban masyarakat.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kamis (12/06) malam, Polres Dogiyai menyampaikan beberapa poin penting:
-
Tidak Ada Patroli oleh Polres Dogiyai
Polres Dogiyai menegaskan bahwa tidak pernah melakukan patroli menggunakan delapan unit mobil Avanza putih pada tanggal dan waktu yang disebutkan. -
Tidak Ada Operasi di Kampung Deiyapa
Pada 12 Juni 2025 pukul 14.30 WIT, tidak ada kegiatan operasi atau patroli yang dilakukan oleh personel Polres Dogiyai di wilayah Kampung Deiyapa. -
Tuduhan terhadap Kapolres Dogiyai adalah Fitnah
Informasi yang menyebut Kapolres Dogiyai sebagai pelaku penembakan dinyatakan sebagai tuduhan tidak berdasar. Tidak ada laporan resmi, data logistik, maupun keberadaan kendaraan dinas yang mendukung klaim tersebut. -
Penelusuran Fakta di Lapangan Sedang Dilakukan
Saat ini, Polres Dogiyai tengah melakukan koordinasi dan investigasi untuk menelusuri fakta sebenarnya serta mengidentifikasi sumber penyebaran informasi palsu tersebut. -
Imbauan untuk Tidak Menyebarkan Hoaks
Polres mengimbau seluruh warga Dogiyai dan masyarakat Papua Tengah agar tidak mudah terprovokasi dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Prinsip tabayyun (klarifikasi) harus diutamakan untuk menjaga suasana kondusif. -
Akan Tempuh Jalur Hukum bagi Penyebar Hoaks
Jika terbukti ada pihak yang sengaja menyebarkan berita palsu dan menyesatkan, Polres Dogiyai memastikan akan mengambil langkah hukum tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 167