TechDaily.id – vivo tengah bersiap untuk meluncurkan ponsel lipat generasi berikutnya, vivo X Fold 5, pada tanggal 25 Juni di Tiongkok. Kaya apa perangkatnya?
Menurut Manajer Produk Vivo Han Boxiao, perangkat yang akan datang ini akan memperkenalkan peningkatan signifikan dalam hal multitasking dan inovasi baterai, sebagaimana dikutip dari Gizmo China.
Sorotan utamanya adalah fitur ‘Atomic Workbench’ baru, yang memungkinkan lima aplikasi berjalan secara bersamaan di layar lipat yang besar.

vivo X Fold 5 akan membawa multitasking ke tingkat berikutnya
Dengan ‘Atomic Workbench’, pengguna vivo X Fold 5 akan dapat melakukan panggilan video, memeriksa slide PPT, memantau tren saham, dan menjalankan berbagai alat profesional—semuanya sambil terus bermain game, tanpa gangguan. Antarmukanya mendukung interaksi waktu nyata di lima jendela aplikasi, sehingga sangat cocok untuk bekerja dan bermain.
Seperti ponsel vivo terbaru di Tiongkok, vivo X Fold 5 akan berjalan pada Android 15 berbasis OriginOS 5. Fitur terkait perangkat lunak tambahan mencakup dukungan untuk Apple Watch dan sinkronisasi iCloud, fungsionalitas pesan dan panggilan lintas ekosistem, dan akses jarak jauh PC dengan konektivitas file Mac.
vivo X Fold 5 mengemas baterai 6.000mAh yang sangat tipis
vivo X Fold 5 mengemas baterai berkapasitas besar 6.000mAh—baterai terbesar yang pernah ada di ponsel lipat—namun tetap lebih ringan dan ramping dari pendahulunya. Menurut Boxiao, ketebalan baterainya kurang dari koin satu yuan Tiongkok.
Dia mengklaim bahwa hal ini dimungkinkan dengan memperkenalkan baterai elektroda negatif silikon generasi keempat dengan kandungan silikon 12 persen, sekitar 2,5 kali lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Hasilnya adalah peningkatan kepadatan energi sebesar 13 persen.
vivo juga memadukan teknologi baterai semi-solid-state generasi kedua, yang meningkatkan distribusi elektrolit dan memastikan daya keluaran yang stabil bahkan pada suhu ekstrem hingga -30°C. Baterainya lebih tipis dari koin satu yuan Tiongkok, yang menunjukkan rekayasa yang luar biasa. Meskipun kapasitasnya meningkat, vivo X Fold 5 mendukung pengisian daya kabel 90W dan nirkabel 30W yang cepat, menawarkan daya tahan dan kenyamanan tanpa mengurangi portabilitas.

Saat dilipat, ketebalan vivo X Fold 5 hanya 9,33 mm dan beratnya di bawah 219 gram. Saat dibuka, ketebalannya hanya 4,3 mm. vivo X Fold 5 ini juga memiliki peringkat IPX8, IPX9, dan IPX9+ untuk ketahanan air, dan mendukung ketahanan debu IP5X—memungkinkan pelipatan di bawah air hingga kedalaman 1 meter.
Laporan telah mengungkapkan bahwa vivo X Fold 5 memiliki layar luar LTPO 6,53 inci dan layar lipat AMOLED 2K+ 8,03 inci, keduanya dengan kecepatan refresh 120Hz. Di balik kapnya, vivo X Fold 5 menggunakan prosesor Snapdragon 8 Gen 3 yang dipasangkan dengan RAM 16GB dan penyimpanan 512GB.
Untuk fotografi, ponsel ini memiliki pengaturan tiga kamera bermerek Zeiss yang mencakup sensor utama IMX921 50 megapiksel, lensa ultra lebar 50 megapiksel, dan kamera telefoto IMX882 50 megapiksel dengan zoom optik 3x. Meskipun diharapkan akan diluncurkan secara global pada bulan Juli, vivo X Fold 5 ini akan diluncurkan pada tanggal 25 Juni di Tiongkok.
Pasar Smartphone Lipat di Indonesia Semakin Tumbuh, Merek-Merek Besar Berebut Dominasi
Smartphone lipat kini bukan lagi sekadar tren global. Di Indonesia, permintaan terhadap ponsel dengan layar fleksibel ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Dukungan teknologi, desain yang lebih kokoh, dan harga yang semakin terjangkau menjadi pemicu pertumbuhan pasar smartphone lipat di Tanah Air.
Smartphone Lipat Semakin Populer di Indonesia
Pasar smartphone lipat di Indonesia mulai mendapatkan perhatian sejak Samsung menghadirkan Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip secara resmi. Kehadiran perangkat lipat dengan teknologi layar fleksibel ini awalnya dianggap sebagai produk premium terbatas. Namun kini, dengan semakin banyaknya varian dan produsen yang masuk, smartphone lipat mulai dilirik segmen konsumen yang lebih luas.
Berdasarkan data dari beberapa lembaga riset, pertumbuhan pengiriman smartphone lipat di Indonesia menunjukkan tren positif dalam tiga tahun terakhir. Samsung, Huawei, OPPO, dan vivo menjadi pemain utama dalam kategori ini.
Samsung Masih Memimpin Pasar Lipat
Sebagai pelopor di kategori ini, Samsung masih memimpin pasar smartphone lipat di Indonesia. Seri Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip berhasil menciptakan ekosistem pengguna yang loyal. Samsung Indonesia secara rutin menghadirkan promosi, pameran, dan program trade-in untuk mendukung adopsi smartphone lipat.
Model terbaru seperti Galaxy Z Flip 6 dan Galaxy Z Fold 6 diperkirakan akan memperkuat dominasi Samsung, terutama dengan dukungan fitur AI yang terintegrasi di One UI dan Galaxy AI.

OPPO dan Huawei Tantang Dominasi Samsung
Meski Samsung masih mendominasi, OPPO dan Huawei mulai menunjukkan taring mereka. OPPO meluncurkan Find N2 Flip dan Find N3 di pasar Indonesia, dengan fokus pada desain ringkas, engsel kokoh, dan kamera unggulan hasil kolaborasi dengan Hasselblad.
Sementara itu, Huawei menawarkan Mate Xs 2 dan Pocket S untuk segmen premium, dengan diferensiasi dari segi desain dan sistem operasi HarmonyOS. Meski terkendala ekosistem Google, Huawei tetap mendapatkan perhatian dari kalangan pengguna profesional dan penggemar teknologi.
vivo dan Merek Lain Ikut Meramaikan
vivo juga turut menghadirkan inovasi dengan meluncurkan vivo X Fold dan vivo X Flip di pasar global. Meski belum resmi masuk ke Indonesia secara luas, minat terhadap produk vivo lipat terus meningkat. Rumor mengenai kehadiran vivo Fold di Indonesia semakin menguat, mengingat antusiasme terhadap desain elegan dan kamera ZEISS-nya.
Merek lain seperti Xiaomi, TECNO, dan bahkan Honor juga mulai merancang perangkat lipat mereka sendiri, meskipun belum semuanya merilis produk di Indonesia secara resmi.
Harga Smartphone Lipat Mulai Terjangkau
Jika dulu smartphone lipat hanya bisa dibeli di atas harga Rp25 juta, kini beberapa model bisa didapatkan di kisaran Rp12–15 juta. Misalnya, OPPO Find N2 Flip dan Galaxy Z Flip generasi sebelumnya kini bisa ditemukan dengan harga promo yang lebih terjangkau, baik secara online maupun offline.
Faktor harga ini turut mendorong konsumen untuk mencoba pengalaman menggunakan smartphone lipat, terutama bagi mereka yang ingin tampil beda dan mendapatkan fitur premium.
Daya Tarik Smartphone Lipat: Desain, Produktivitas, dan Lifestyle
Smartphone lipat menawarkan nilai tambah unik dibandingkan ponsel biasa. Bagi pengguna Galaxy Z Fold, layarnya yang besar cocok untuk multitasking dan produktivitas, seperti membuka beberapa aplikasi secara bersamaan. Sedangkan seri Flip lebih menonjolkan desain compact, gaya hidup, dan pengalaman fotografi yang lebih menyenangkan berkat Flex Mode.
Banyak pengguna di Indonesia, khususnya di kalangan kreator konten dan profesional muda, menyukai smartphone lipat karena dianggap lebih stylish dan fungsional.
Tantangan: Ketahanan dan Ekosistem Aplikasi
Meski pasar terus tumbuh, smartphone lipat masih menghadapi tantangan seperti daya tahan engsel, ketahanan layar lipat, dan kompatibilitas aplikasi. Beberapa pengguna masih ragu karena anggapan bahwa layar lipat mudah rusak.
Namun, produsen terus berinovasi. Samsung kini menggunakan teknologi engsel Flex Hinge yang lebih kuat, sementara OPPO memperkenalkan Zero-Gap Hinge yang minim celah saat dilipat.
Selain itu, sistem operasi seperti One UI, ColorOS, dan HarmonyOS juga telah dioptimalkan untuk mendukung multitasking dan aplikasi di layar fleksibel.
Prospek Pasar Smartphone Lipat di Indonesia
Dengan meningkatnya minat konsumen, lebih banyak merek dan model yang masuk pasar, serta harga yang makin bersaing, prospek pasar smartphone lipat di Indonesia terlihat sangat cerah.
Diperkirakan, dalam 3–5 tahun ke depan, ponsel lipat tidak lagi menjadi produk eksklusif, melainkan menjadi pilihan umum bagi pengguna yang menginginkan desain unik, performa tinggi, dan fitur premium.
Program trade-in, cicilan tanpa bunga, hingga kehadiran smartphone lipat di berbagai e-commerce dan toko fisik akan mempercepat adopsi teknologi ini.