Boncosnya Apple: Saham Jatuh Lebih Dari 20%, Disalip Microsoft Sebagai Perusahaan Paling Berharga

4 days ago 10
Update Info Hot Malam Akurat Non Stop

Selular.ID – Raksasa teknologi Apple telah kehilangan mahkotanya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia, dengan Microsoft menyalipnya pada Selasa (8/4), karena investor bereaksi terhadap kekhawatiran atas dampak tarif AS yang luas terhadap impor dari China.

Saham Apple telah jatuh lebih dari 20%, menghapus lebih dari $700 miliar dalam beberapa hari terakhir, sehingga nilai pasarnya turun menjadi sekitar $2,6 triliun. Sementara itu, Microsoft, maju dengan valuasi $2,64 triliun.

Pergeseran ini terjadi karena pembuat iPhone tersebut menghadapi tantangan yang meningkat dari tarif perdagangan AS yang baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Mulai Rabu (9/4), bea masuk gabungan atas barang-barang dari China – tempat sebagian besar iPhone dirakit – akan mencapai setinggi 104%, yang memicu kekhawatiran tentang biaya rantai pasokan.

Baca Juga: Upaya Menahan Kenaikan Tarif, Apple Kirimkan 600 Ton iPhone

Menurut Wall Street Journal, Apple sekarang berencana untuk mengirimkan iPhone dari India ke Amerika Serikat, sementara kepala eksekutif Tim Cook sedang mencari pengecualian dari tarif tersebut.

Di sisi lain, barang-barang yang diimpor dari India juga menghadapi tarif AS sebesar 27%. Begitu pun dengan Vietnam yang didera tarif sebesar 46%, tempat di mana sejumlah perangkat Apple diproduksi.

Namun, analis mengatakan situasi tersebut masih terlalu tidak pasti bagi perusahaan untuk berkomitmen pada perubahan rantai pasokan jangka panjang.

Di sisi lain, pejabat Gedung Putih terus menekan Apple untuk mengalihkan produksi ke Amerika Serikat.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick mempertanyakan mengapa Apple masih memproduksi iPhone di China, dengan menyatakan robot dan tenaga kerja lokal dapat menggantikan produksi luar negeri yang lebih murah.

Ia berpendapat hal ini akan menciptakan “jutaan” pekerjaan di AS.

Senada dengan Lutnick, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada Selasa (8/4) bahwa Trump ingin membawa kembali manufaktur ke AS, karena yakin negara tersebut memiliki tenaga kerja dan sumber daya untuk memproduksi perangkat di dalam negeri.

Namun, Dan Ives dari firma keuangan Wedbush Securities mengatakan kepada CNN bahwa tidak ada perusahaan yang lebih terdampak oleh tarif ini daripada Apple.

Membuat iPhone di AS dapat menaikkan harga satu perangkat menjadi $3.500, katanya, dan Apple membutuhkan $30 miliar dan tiga tahun untuk memindahkan hanya 10% dari rantai pasokannya ke AS.

“Tidak ada jawaban yang bagus,” kata analis Craig Moffett di CNBC.

“Tidak hanya kemampuan dan tenaga kerja,” katanya, seraya menambahkan bahwa angka dan tingkat upah membuat tidak masuk akal bahwa dalam jangka waktu yang realistis produksi dapat dialihkan ke AS.

Baca Juga: Bank of America: Apple Sulit Bangun Pabrik di AS

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |