Nabire, 13 Juni 2025 – Sebanyak 70 klasis dari berbagai wilayah Tanah Papua menghadiri Pembekalan dan RET-REAT Persekutuan Wanita (PW) Gereja Kristen Injili) GKI se-Tanah Papua, yang diselenggarakan di Jemaat GKI Tabernakel Oyehe, Nabire, Provinsi Papua Tengah, Jumat (13/06/2025).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 13–15 Juni 2025, ini mengangkat tema, “Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan, Perdamaian, dan Sejahtera” (2 Korintus 5:18–19, Mazmur 2:2–3).
Acara ini dibuka dengan suasana khidmat dan penuh semangat meski hujan turun. Hadir secara langsung Gubernur Provinsi Papua Tengah, Meki Nawipa, bersama Wakil Gubernur, Deinas Geley, MRP Provinsi Papua tengah, DPR Papua tengah, pengurus PW GKI Setanah Papua, Para Undangan serta ratusan Peserta, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap gerakan perempuan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
Dalam sambutannya, Gubernur Meki Nawipa menyampaikan penghargaan yang mendalam atas peran penting perempuan Papua, khususnya dalam keluarga dan gereja. Ia menyoroti ketangguhan para ibu sebagai tulang punggung rumah tangga dan penopang kehidupan sosial.
“Puji Tuhan, hujan tapi tetap ada wanita-wanita tangguh di negeri ini. Saya teringat mama saya di kampung, bagaimana beliau menjadi tulang punggung keluarga. Tanpa perempuan, tidak mungkin kami ada di sini,” ujarnya menyentuh hati hadirin.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa budaya Papua sejatinya menempatkan laki-laki sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, namun perempuanlah yang banyak mengatur dan menopang rumah tangga. Dalam konteks itu, ia menyerukan pentingnya “woman power, woman moving” yakni gerakan nyata perempuan sebagai pelaku kasih, bukan hanya dalam gereja tapi juga di dalam keluarga dan masyarakat.
Terkait tema kegiatan, Gubernur menyatakan bahwa ini bukan sekadar kalimat indah, tetapi panggilan iman untuk semua pihak — gereja maupun pemerintah — agar menghadirkan budaya baru yang dibangun di atas dasar kasih, kesetiaan, dan kesehatian.
“Kita butuh budaya baru, budaya kasih. Dari situlah lahir gerakan pelayanan yang kuat. Ibu-ibu adalah penopang keluarga, penggerak gereja, bahkan agen perubahan,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah Provinsi Papua Tengah membuka ruang kolaborasi luas dengan gereja, termasuk Persekutuan Wanita GKI, dalam hal pembangunan karakter, pendidikan anak, pemberdayaan ekonomi keluarga, serta penanganan isu sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga dan kesehatan mental.
“Kami mendorong adanya konseling dalam gereja dan keluarga. PW GKI kami harapkan bisa jadi mitra strategis. Pemerintah siap backup, agar restorasi dalam keluarga bisa terjadi, sehingga lahir anak-anak yang menjadi terang di atas tanah ini,” jelas Meki Nawipa.
Menutup sambutannya, Gubernur mengucapkan selamat mengikuti kegiatan kepada seluruh peserta dan menyampaikan harapan agar retret ini membawa damai, pembaruan, serta kekuatan baru bagi pelayanan perempuan di Tanah Papua.
“Tuhan memberkati PW GKI se-Tanah Papua, Tuhan memberkati retret ini. Semoga dari perempuan-perempuan hebat di tanah ini, lahir perubahan dan harapan baru bagi keluarga dan bangsa,” pungkasnya.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 103