Vivo Vision MR Ringan Siap Tantang Pasar Global

4 weeks ago 19

Kepritoday.com – Kini, perangkat Mixed Reality (MR) tengah menjadi sorotan utama banyak perusahaan teknologi global. Pemain besar seperti Apple, Meta, hingga Samsung sudah lebih dahulu meluncurkan produk dan membangun ekosistem masing-masing. Kini, rumor menyebut vivo tengah mempersiapkan langkah serupa melalui perangkat bernama vivo Vision.

Informasi awal mengenai headset MR ini muncul di ajang Boao Forum for Asia 2025, sebuah pertemuan tingkat tinggi yang kerap disebut “Asian Davos”. Walau belum diumumkan secara resmi sebagai produk rilis, unit prototipe vivo Vision telah dipamerkan di stan vivo. Beberapa tamu undangan terpilih, termasuk host CCTV Zhu Guangquan dan product manager vivo Han Boxiao, mendapat kesempatan mencoba perangkat ini secara langsung.

Pihak vivo belum mengumumkan jadwal peluncuran resmi, tetapi pernyataan internal menyebut headset ini “segera hadir” dan kemungkinan baru akan debut pada pertengahan 2025. Hal ini memicu spekulasi publik bahwa vivo tengah mematangkan desain dan performa sebelum meluncurkannya secara global.

Ringan dan Nyaman untuk Pengguna

Berdasarkan kesan awal, vivo Vision mengedepankan bobot ringan dan kenyamanan penggunaan. Han Boxiao menyebut perangkat ini setara dengan Apple AirPods Max, yang memiliki bobot sekitar 386 gram, jauh lebih ringan dibanding Apple Vision Pro yang berkisar 600–650 gram. Strategi ini diyakini membuat penggunaan jangka panjang lebih nyaman, terutama untuk pengalaman MR yang sering melibatkan interaksi intensif.

Salah satu fitur yang menonjol adalah kabel eksternal yang menghubungkan headset ke unit baterai terpisah. Pendekatan ini membantu mengurangi beban di kepala pengguna, meski bisa membatasi kebebasan gerak dibanding headset standalone. Selain itu, vivo Vision mendukung kontrol berbasis hand tracking melalui kamera depan, menunjukkan fokus vivo pada interaksi natural tanpa pengendali fisik tambahan.

Meski begitu, informasi detail mengenai resolusi layar, spesifikasi hardware, dan dukungan ekosistem aplikasi masih belum diungkap. Tanpa detail tersebut, sulit menilai apakah vivo Vision akan menantang langsung produk seperti Meta Quest 3 atau Apple Vision Pro, atau menempati ceruk pasar yang berbeda.

Strategi Besar di Balik vivo Vision

Kehadiran vivo Vision bukan sekadar proyek eksperimental. Dalam sesi “vivo Release Moment” di Boao Forum, Executive VP dan COO vivo Hu Baishan menjelaskan bahwa headset MR ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat kemampuan real-time spatial computing, yang akan menjadi fondasi aplikasi robotika konsumen di masa depan.

Sejalan dengan itu, vivo mengumumkan pembentukan Robotics Laboratory yang akan mengembangkan “otak” dan “mata” robot. Riset ini memanfaatkan keahlian vivo di bidang AI model bahasa besar (LLM), teknologi imaging, dan spatial computing yang diperoleh dari pengembangan vivo Vision. Semua inovasi ini akan diintegrasikan ke dalam Blue Technology Matrix, portofolio teknologi AI vivo yang mencakup BlueImage, BlueLM, BlueOS, BlueChip, dan BlueVolt, dengan tujuan membawa teknologi dari laboratorium ke kehidupan sehari-hari.

Langkah ini menegaskan bahwa vivo melihat MR bukan hanya sebagai perangkat hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem teknologi masa depan. Keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada sejauh mana vivo mampu membangun ekosistem konten dan aplikasi yang relevan bagi pengguna.

Dengan statusnya yang masih berupa prototype, vivo Vision belum bisa dibandingkan sepenuhnya dengan headset MR lain yang sudah beredar di pasaran. Namun, kemunculannya di Boao Forum dan fokus strategis yang menyertainya memberi sinyal bahwa vivo serius terjun ke ranah MR. Apakah perangkat ini akan menjadi penantang baru di pasar MR atau sekadar pelengkap portofolio teknologi vivo, jawabannya baru akan terungkap setelah peluncuran resmi tahun depan.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |