Spin-off InfraNexia Disetujui, Telkom Tegaskan Langkah Transformasi TLKM 30

4 hours ago 5

Selular.id – Telkom resmi mendapatkan persetujuan pemegang saham independen untuk memisahkan (spin-off) sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity ke dalam entitas baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia). Persetujuan ini diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar secara daring pada Jumat (12/12).

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menyatakan bahwa persetujuan ini memperkuat agenda transformasi perusahaan untuk membangun struktur usaha yang lebih fokus dan tangkas. “Diperolehnya persetujuan atas pemisahan bisnis dan aset ini memperkuat agenda transformasi perseroan sehingga Telkom dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi percepatan digitalisasi nasional dan menciptakan nilai tambah,” jelas Dian Siswarini dalam keterangan resmi yang diterima Selular.id.

Inisiatif spin-off ini merupakan bagian integral dari strategi transformasi jangka panjang Telkom, TLKM 30. Langkah korporasi ini digolongkan sebagai transaksi afiliasi sesuai Peraturan OJK No.42/2020, sehingga memerlukan persetujuan khusus dari pemegang saham independen. Pelaksanaan RUPSLB telah memenuhi kuorum dan disetujui oleh mayoritas pemegang saham independen yang hadir.

InfraNexia: Penggerak Pertumbuhan Baru dari Portofolio Infrastruktur

Lahirnya InfraNexia tidak sekadar pemisahan bisnis biasa, melainkan langkah strategis untuk menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem konektivitas digital yang merata di Indonesia. Entitas baru ini diproyeksikan menjadi penggerak pertumbuhan baru yang akan memperkuat kinerja perusahaan melalui optimalisasi aset infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan.

Dengan fokus yang lebih tajam, InfraNexia diharapkan dapat mengembangkan bisnis fiber secara lebih agresif, meningkatkan efisiensi biaya operasional dan investasi, serta membuka peluang network sharing dan kemitraan strategis. Dari sisi kepemilikan aset, pasca spin-off fase pertama, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50% dari total infrastruktur jaringan fiber Telkom. Aset ini mencakup segmen akses, agregasi, backbone, serta infrastruktur pendukung lainnya.

Rencananya, proses spin-off akan dilakukan dalam dua fase. Fase kedua ditargetkan tuntas sepenuhnya pada tahun 2026, dengan total nilai aset yang dipisahkan mencapai Rp90 triliun. Langkah ini juga merupakan wujud komitmen Telkom mendukung agenda transformasi jangka panjang BUMN, selaras dengan arahan kebijakan nasional dan amanah dari Danantara untuk meningkatkan efisiensi serta kontribusi bagi negara.

Penugasan Baru dan Penyegaran Susunan Pengurus

Dalam RUPSLB yang sama, pemegang saham juga menyetujui penugasan dari pemerintah kepada Telkom untuk mengoperasikan dan menjaga layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Penugasan ini berlaku selama periode peralihan hingga Pusat Data Nasional (PDN) pemerintah beroperasi secara penuh. Keputusan ini mencerminkan kepercayaan pemerintah atas kompetensi Telkom sebagai pemain utama di sektor data center dan cloud.

Selain itu, RUPSLB juga menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan. Perubahan ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan serta menyukseskan langkah transformasi yang sedang dijalankan. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi hasil RUPSLB 2025 telah ditetapkan, dengan Dian Siswarini tetap memimpin sebagai Direktur Utama. Perombakan struktur kepemimpinan ini merupakan bagian dari dinamika korporasi Telkom untuk terus menyesuaikan diri dengan tantangan bisnis yang berkembang. Sebelumnya, perubahan susunan direksi dan komisaris juga terjadi pada tahun ini, menandakan fase penyegaran yang berkelanjutan.

Angga Raka Prabowo ditetapkan sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh sejumlah komisaris dan komisaris independen, termasuk Rionald Silaban, Rizal Mallarangeng, Ossy Dermawan, Silmy Karim, Deswandhy Agusman, Ira Noviarti, dan Rofikoh Rokhim. Sementara di jajaran direksi, nama-nama seperti Arthur Angelo Syailendra (Direktur Keuangan & Manajemen Risiko), Budi Satria Dharma Purba (Direktur Wholesale & International Service), dan Veranita Yosephine (Direktur Enterprise & Business Service) tetap menduduki posisi strategis.

Transformasi melalui penataan portofolio dan kepemimpinan bukan hal baru bagi grup Telkom. Beberapa anak usahanya juga telah melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan nilai, seperti Mitratel yang menyiapkan buyback saham senilai Rp 1 triliun. Selain itu, kinerja korporasi Telkom juga diakui secara eksternal, terbukti dengan penghargaan Best State-Owned Enterprises di IICD Award 2025 yang baru-baru ini diraih.

Empat Pilar TLKM 30 dan Masa Depan sebagai Strategic Holding

Langkah spin-off InfraNexia secara langsung mendukung pilar ketiga dalam strategi TLKM 30, yaitu unlocking value atas portofolio infrastruktur digital TelkomGroup yang luas dan strategis. Secara keseluruhan, transformasi jangka panjang Telkom bertumpu pada empat pilar utama.

Pilar pertama berfokus pada peningkatan keunggulan operasional dan layanan, penguatan tata kelola, serta optimalisasi efisiensi modal. Pilar kedua mencakup strategi konsolidasi dan penataan portofolio bisnis. Pilar ketiga, seperti yang diwujudkan oleh InfraNexia, adalah membuka nilai tambah dari aset infrastruktur. Terakhir, pilar keempat menegaskan transisi Telkom menuju entitas strategic holding untuk menciptakan nilai jangka panjang di tengah pesatnya perkembangan ekonomi digital.

Dengan disahkannya berbagai keputusan strategis dalam RUPSLB ini, Telkom semakin menegaskan arah transformasinya. Perusahaan tidak hanya ingin menjadi penyedia telekomunikasi, tetapi bercita-cita menjadi digital telco yang lebih fokus, lincah, dan berdaya saing global melalui struktur strategic holding. Penguatan struktur bisnis, efisiensi operasional, dan konsistensi dalam membangun infrastruktur digital nasional diharapkan dapat memperkokoh posisi Telkom sebagai penggerak utama ekosistem digital Indonesia.

Potensi pasar digital Indonesia yang masih sangat besar memberikan ruang ekspansi luas bagi InfraNexia. Sebagai penyedia infrastruktur konektivitas utama, entitas baru ini dihadapkan pada peluang melayani berbagai sektor yang semakin bergantung pada dukungan konektivitas digital. Keberhasilan langkah korporasi ini, bersama dengan inisiatif strategis lainnya seperti pembagian dividen tambahan oleh anak usaha seperti XL Axiata, akan menjadi penentu kontribusi berkelanjutan TelkomGroup bagi bangsa dalam era digital yang terus berakselerasi.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |