Selular.ID – Pada 2025, teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) diperkirakan akan semakin canggih, otonom, dan membantu berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan sehari-hari, hingga penanganan tantangan global seperti krisis iklim dan akses kehidupan.
Sejalan dengan tranformasi digital di berbagai bidang, AI kini menjadi tren yang tengah berkembang sangat baik di Indonesia.
Meski demikian, penerapan AI di Indonesia masih dalam tahap awal namun berpotensi berkembang cepat di masa depan.
Merujuk pada laporan terbaru BCG (Boston Consulting Group) tentang AI Readiness 2025, Indonesia berada dalam katagori Rising Contenders.
Indonesia bergabung dengan sejumlah negara lain, seperti Brazil, India, New Zealand, Polandia, Arab Saudi, Turki, UEA, dan Vietnam.
Sedangkan lima negara yang menjadi pioneer dalam pengembangan teknologi AI adalah China, Singapura, AS, Inggris, dan Kanada.
Baca Juga: Manfaatkan Teknologi AI, Lintasarta Pastikan Keandalan Layanan Digital Saat Ramadan dan Lebaran
Berada pada posisi Rising Contenders, menunjukkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, meski menghadapi tantangan dari berbagai sisi, seperti kesiapan infrastruktur, keamanan data, kesiapan regulasi, dan dukungan talenta.
Menurut CEO Lintasarta Bayu Hanantasena, AI sudah mulai diterapkan di berbagai sektor di Indonesia, mulai dari logistik, Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, keamanan siber, hingga manufacturing.
“Penerapan AI dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memungkinkan bisnis untuk menyediakan produk AI yang meningkatkan produktivitas klien”, ujar Bayu.
Bayu Hanantasena menyebutkan bahwa, dukungan populasi muda yang melek teknologi dan membaiknya tren makroekonomi, mendorong banyak perusahaan Indonesia mulai mengadopsi dan memanfaatkan AI yang peluangnya sangat besar.
Di sisi lain, investor lokal dan internasional juga mengincar potensi AI di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.
Itu sebabnya, Bayu menegaskan bahwa pengembangan talenta digital khususnya di sektor AI menjadi sangat mutlak, sebagai modal utama bagi Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lain.
“Tujuannya agar Indonesia dapat menjadi pusat inovasi AI di kawasan, sekaligus mencegah Indonesia hanya menjadi pasar semata”, ujar Bayu.
Untuk mendukung kemandiran dalam pengembangan teknologi AI, Lintasarta belum lama ini mengakselerasi program Laskar AI.
Program ini merupakan inisiatif beasiswa dari Lintasarta yang bekerja sama dengan Dicoding Indonesia untuk mencetak talenta AI unggulan yang siap menghadapi tantangan industri dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Bayu menegaskan bahwa Laskar AI lebih dari sekadar program pelatihan, melainkan merupakan gerakan strategis untuk mencetak talenta AI berkualitas yang akan menjadi motor penggerak transformasi digital Indonesia.
Program Laskar AI yang merupakan bagian dari AI Merdeka, menjadi langkah strategis Lintasarta bersama para mitra teknologi global dalam mengakselerasi adopsi AI sekaligus membentuk ekosistem AI yang tangguh agar Indonesia dapat menjadi salah satu pemain kunci di masa depan.
Baca Juga: Luncurkan Laskar AI, Lintasarta Siap Cetak Talenta AI untuk Indonesia Emas 2045