Prabowo Luncurkan 80 Ribu Kopdes Merah Putih: Dorong Ekonomi Desa Lewat Gotong Royong

1 month ago 21

Kepritoday.com – Suasana di Desa Bentangan, Wonosari, Klaten terasa istimewa Senin pagi (21/&). Di sinilah Presiden Prabowo Subianto secara langsung meluncurkan program 80.000 unit Koperasi Desa dan Kelurahan (Kopdes/Kopkel) Merah Putih, sebuah inisiatif besar untuk memperkuat ekonomi dari akar rumput, dari desa dan kelurahan ke seluruh pelosok negeri.

Langkah ini bukan sekadar seremoni. Bagi Prabowo, koperasi adalah simbol kekuatan kolektif, seperti seikat lidi yang bila disatukan menjadi kuat. “Kalau satu lidi saja, mudah patah. Tapi kalau banyak lidi kita ikat jadi satu, tidak mudah dipatahkan,” ujarnya di hadapan warga dan para tokoh masyarakat.

Inilah semangat gotong royong yang menjadi nyawa dari program Kopdes/Kopkel Merah Putih—semangat yang ingin dibangkitkan untuk menghadirkan keadilan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan, dan memperpendek jarak antara produsen dan konsumen.

Apa Sebenarnya Tujuan Program Ini?

Kopdes/Kopkel Merah Putih bukan hanya soal koperasi biasa. Program ini dirancang untuk benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat, khususnya petani, nelayan, peternak, dan pelaku usaha kecil. Pemerintah ingin memastikan:

  • Distribusi bahan pokok lebih efisien, tidak lagi melewati banyak tangan yang menaikkan harga.

  • Petani, peternak, dan nelayan mendapatkan fasilitas penting, seperti tempat penyimpanan ikan berpendingin dan gudang hasil panen.

  • Usaha lokal tumbuh subur, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

  • Masyarakat desa tidak lagi bergantung pada pinjaman online ilegal, tengkulak, atau rentenir yang mencekik.

  • Harga hasil pertanian bisa lebih adil, karena koperasi akan langsung menampung hasil panen tanpa perantara.

Digerakkan dari Pusat Hingga Desa

Program ini tak berjalan sendiri. Ia ditopang oleh payung hukum Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, dan diluncurkan serentak di seluruh Indonesia—dari 38 provinsi hingga 514 kabupaten/kota—melalui sambungan online.

Data terakhir mencatat sudah ada 81.140 unit koperasi yang terbentuk, dan dari jumlah itu 80.081 telah berbadan hukum. Capaian ini melibatkan kerja kolaboratif dari 13 kementerian, dua lembaga negara, serta pemerintah daerah hingga level kepala desa.

Pemerintah juga telah menyiapkan 108 koperasi percontohan yang mulai 22 Juli nanti bisa mengakses pembiayaan dari skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank-bank Himbara seperti BRI, Mandiri, dan BTN. Harapannya, koperasi percontohan ini bisa menjadi role model bagi daerah-daerah lain.

Fasilitas Nyata untuk Masyarakat

Apa saja yang akan hadir di koperasi-koperasi ini? Banyak. Tidak hanya kantor koperasi dan unit simpan pinjam, tetapi juga gerai sembako, klinik dan apotek, cold storage, bahkan layanan logistik desa.

Semua fasilitas ini disiapkan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap kebutuhan dasar—dengan harga terjangkau dan layanan yang dekat.

Tiga Jalur Strategi Pengembangan

Untuk memastikan koperasi benar-benar berfungsi dan memberi dampak, pemerintah menempuh tiga langkah utama:

  1. Membentuk koperasi baru di desa/kelurahan yang belum punya.

  2. Mengembangkan koperasi yang sudah berjalan, tapi butuh penguatan dari sisi sistem dan manajemen.

  3. Merevitalisasi koperasi lama yang vakum atau belum berkontribusi maksimal.

Menuju Desa yang Lebih Mandiri dan Sejahtera

Peluncuran Kopdes/Kopkel Merah Putih bukan hanya gebrakan satu hari. Ini adalah strategi panjang membangun ekonomi kerakyatan yang berbasis desa. Sebuah cara baru untuk membuat desa menjadi pusat pertumbuhan, bukan sekadar penerima bantuan.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kekuatan bangsa ini justru terletak di desa. “Kalau ekonomi desa kuat, Indonesia pasti kuat,” katanya tegas.

Melalui koperasi yang dikelola oleh masyarakat sendiri dan untuk masyarakat itu pula, harapan besar tertanam: kemandirian, pemerataan, dan kesejahteraan bukan lagi sekadar mimpi.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |