Inflasi Kepri Terkendali di Juni 2025, Namun Tiga Faktor Ini Bisa Mendorong Kenaikan di Juli

9 hours ago 3

Tingkat inflasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan kondisi yang terkendali pada Juni 2025, bahkan mencatat deflasi sebesar 0,12 persen (mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan keberhasilan koordinasi erat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.

Tiga Pendorong Inflasi yang Diwaspadai di Bulan Juli

Meskipun inflasi terkendali di bulan Juni, Kepala Bank Indonesia (BI) Kepri, Rony Widijarto, menyatakan bahwa TPID mewaspadai tiga faktor utama yang berpotensi mendorong inflasi pada Juli 2025. Pemicu tersebut meliputi:

  1. Penyesuaian Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Nonsubsidi: Kenaikan harga BBM nonsubsidi secara langsung dapat meningkatkan biaya transportasi dan distribusi barang, yang pada gilirannya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya.
  2. Penyesuaian Tarif Listrik di Batam: Kenaikan tarif listrik di Batam akan berdampak pada biaya produksi sektor industri dan jasa, yang kemudian bisa diteruskan ke konsumen.
  3. Berlanjutnya Kenaikan Tarif Angkutan Udara: Di tengah momen libur sekolah, permintaan akan angkutan udara tetap tinggi, yang berpotensi mempertahankan atau bahkan meningkatkan tarifnya.

Faktor Penahan Inflasi di Depan Mata

Di sisi lain, Rony juga menyebutkan adanya faktor-faktor yang dapat menahan laju inflasi ke depan, yaitu:

  • Musim Panen Hortikultura: Pasokan komoditas hortikultura yang melimpah akibat musim panen dapat menekan harga pangan.
  • Berlanjutnya Diskon Tarif Angkutan Laut: Kebijakan diskon tiket kapal yang berlaku hingga Juli 2025 diharapkan dapat menahan laju inflasi di sektor transportasi laut.
  • Normalisasi Permintaan Komoditas Pasca-HBKN: Setelah momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha, permintaan terhadap beberapa komoditas diperkirakan akan kembali normal, sehingga harganya cenderung stabil.

Strategi Pengendalian Inflasi oleh TPID Kepri

Bank Indonesia secara konsisten bersinergi dengan TPID se-Kepri dalam menjalankan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Strategi ini mencakup 4K: Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.

Berbagai upaya stabilisasi harga telah terlaksana pada Juni 2025, termasuk penandatanganan kesepakatan bersama serta pembangunan kapasitas Kerja Sama Antar Daerah (KAD) antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dengan Jawa Tengah, Lampung, dan Maluku Utara. Selain itu, penyediaan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) juga dilakukan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali.

Kegiatan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) rutin berlangsung di berbagai kabupaten/kota di Kepri. Pelaksanaan Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah juga terselenggara di Batam, Tanjungpinang, dan Bintan dalam rangka Hari Raya Idul Adha.

Data Inflasi Juni 2025

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Juni 2025 tercatat mengalami deflasi 0,12 persen (mtm). Angka ini tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,44 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Kepri tercatat 1,32 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 1,73 persen (yoy). Deflasi juga terjadi pada tiga kabupaten/kota IHK di Kepri, yaitu Batam (0,06 persen mtm), Tanjungpinang (0,13 persen mtm), dan Karimun (0,71 persen mtm).

Deflasi Juni 2025 terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, disebabkan penurunan harga komoditas pangan seperti cabai merah, daging ayam ras, bayam, dan udang basah. Penurunan ini didorong oleh pasokan di daerah sentra yang tetap terjaga. Selain itu, Kelompok Transportasi juga turut memberi andil deflasi sebesar 0,03 persen (mtm), terutama didorong penurunan tarif angkutan laut sejalan dengan stimulus diskon tiket kapal yang berlaku hingga Juli 2025.

Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga angkutan udara sejalan dengan tingginya permintaan di periode long weekend dan libur sekolah. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga menyumbang inflasi dengan andil 0,03 persen, sejalan dengan masih tingginya harga emas perhiasan.

Dengan data dan proyeksi ini, upaya menjaga stabilitas harga di Kepri akan terus menjadi prioritas. Apakah Anda merasakan dampak langsung dari deflasi ini pada pengeluaran bulanan Anda?

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |