Kepritoday.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dan Menteri Perdagangan dan Investasi Selandia Baru Todd Michael McClay sepakat untuk memperkuat kemitraan di sejumlah sektor strategis. Fokus kerja sama diarahkan pada pengembangan pangan dan pertanian, energi panas bumi, serta dukungan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar internasional.
Budi Santoso menegaskan bahwa potensi kolaborasi di sektor pangan dan energi terbarukan sangat besar, termasuk dukungan bagi UMKM untuk bisa bersaing di pasar global. “Kami melihat potensi besar kolaborasi di sektor pangan dan energi terbarukan, serta dukungan bagi UMKM,” ujarnya.
Kedua menteri juga membahas dinamika perdagangan global, termasuk kebijakan tarif sepihak yang diterapkan sejumlah negara dan dampaknya terhadap pelaku usaha di kawasan. Mereka menilai kepastian berusaha menjadi elemen krusial untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan perdagangan internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Budi optimistis Indonesia dan Selandia Baru dapat mencapai target perdagangan bilateral sebesar 6 miliar dolar Selandia Baru atau setara 3,6 miliar dolar AS pada 2029. Target tersebut telah tercantum dalam Indonesia–New Zealand Comprehensive Partnership Plan of Action (PoA) 2025–2029. Ia menjelaskan bahwa pencapaian target dapat dilakukan dengan memaksimalkan berbagai perjanjian perdagangan internasional yang sudah ada, seperti ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Menteri Todd Michael McClay menyampaikan apresiasi atas kemitraan yang telah terjalin dengan Indonesia. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari solusi di tengah ketidakpastian perdagangan global. “Kami mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin dengan Indonesia dan berharap kemitraan ini dapat menjadi bagian dari solusi di tengah tantangan perdagangan dunia,” katanya.
Kementerian Perdagangan mencatat bahwa pada periode Januari–Juni 2025, nilai perdagangan kedua negara mencapai 963,23 juta dolar AS, naik 21,56 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 792,39 juta dolar AS. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Selandia Baru tercatat sebesar 374,89 juta dolar AS, sementara impor dari Selandia Baru mencapai 588,35 juta dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Selandia Baru meliputi bungkil minyak, batu bara, monitor dan proyektor, trafo listrik, serta kayu. Sedangkan impor utama dari Selandia Baru mencakup susu dan krim, peralatan radar, mentega, keju dan dadih, serta produk tepung, tepung kasar, dan pelet.
Dengan strategi pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional dan fokus pada sektor prioritas, Indonesia dan Selandia Baru optimistis hubungan dagang akan semakin kuat di tahun-tahun mendatang.