CEO Forum “Time to Level Up”: Strategi Naik Kelas ala Pengusaha Kristen Papua Tengah

4 days ago 9
Web Berita News Sekarang Tepat Terbaik

(CEO Forum “Time to Level Up”: Strategi Naik Kelas ala Pengusaha Kristen Papua Tengah)

Nabire, 16 April 2025 – Semangat untuk “naik kelas” sebagai pengusaha lokal bergema kuat dalam CEO Forum bertajuk “Time to Level Up” yang digelar oleh Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI) Nabire. Bertempat di Aula RRI Nabire, acara ini menjadi wadah bagi para pengusaha dan calon pelaku usaha untuk belajar, berjejaring, dan bertumbuh bersama dalam iman serta etika bisnis.

Forum ini menghadirkan sejumlah pembicara inspiratif, termasuk Erianto Chang (CEO Gamma Persada Group),  Yusuf HK (CEO Fongs Kitchen), dan Abraham Dedi (CEO Pergi Wisata Tour), dengan moderator Ronald Manoach. Dalam sesi talkshow, para narasumber membagikan kisah nyata perjuangan dan strategi yang mereka tempuh untuk mengembangkan usaha mereka dari nol hingga kini memiliki banyak cabang.

Bisnis Berkembang Lewat Integritas dan Komunitas

Yusuf HK, yang kini memiliki dua cabang bisnis makanan, menekankan pentingnya integritas dalam menjalankan usaha. “Kalau mau, kami bisa jual ke seluruh Indonesia dengan pakai pengawet. Tapi kami percaya, Tuhan nggak suka hal itu. Jadi kami pilih jalan yang benar, meski lambat. Tapi hati tenang, hidup berkembang,” ungkapnya.

Ia juga menyebut komunitas rohani sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan usahanya. “Waktu mulai, follower Instagram saya cuma 60. Tapi karena komunitas yang sehat, saya bisa berkembang. Komunitas yang benar membawa kita ke arah yang benar,” tambahnya.

Investasi Ilmu: Seminar dan Mentor

Abraham Dedi bercerita bagaimana ia bisa mengembangkan satu bisnis menjadi lima. Kuncinya: belajar terus-menerus dan tidak ragu berinvestasi dalam seminar dan mentor. “Saya nggak punya latar belakang bisnis. Tapi saya mau belajar. Seminar berbayar itu investasi. Di situ saya ketemu orang-orang terbaik, calon customer, bahkan relasi bisnis,” katanya.

Ia menekankan bahwa seminar luar negeri memberikan wawasan yang tidak didapat di dalam negeri. “Ilmu dari luar, kalau diterapkan di Indonesia, bisa jadi pemain awal. Saya dapat peta bisnis dari seminar—dari pemasaran, produk, sampai packaging.”

Dengan strategi ini, ia bahkan ditantang oleh mentornya untuk membuka 10 cabang. “Satu cabang untung 2 juta, 10 cabang jadi 20 juta pasif income. Kita di kantor tinggal pantau strategi.”

Gagal Itu Biasa, yang Penting Bangkit

Para pembicara sepakat bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. “Kalau bisnis gagal, ya tutup saja. Bangun yang baru. Ada ribuan jenis usaha yang bisa dijalankan,” kata Abraham. Bahkan usaha seperti ekspor kepiting beku ke Singapura bisa berhasil, asal tahu ‘peta bisnisnya’.

Visi dan Hati: Kunci Strategi Bisnis Kristen

Menutup sesi, para pembicara menegaskan bahwa strategi tanpa visi dan hati akan sia-sia. “Strategi bisa dipelajari. Tapi visi harus dari Tuhan. Strategi harus datang dari hati yang benar,” ucap Yusuf.

Ia juga menyampaikan bahwa setiap orang punya kesempatan yang datang setiap hari. “Kita harus punya milik, dan memulai dari hal kecil. Semua dimulai dari yang kecil. Kalau setia dalam yang kecil, Tuhan akan percayakan yang besar.”

Post Views: 86

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |