Bank of America: Apple Sulit Bangun Pabrik di AS

5 days ago 13
Update Kabar News Sore Viral Terbaru

Selular.ID – Banyak analis dan lembaga menilai Apple berada dalam posisi paling rentan imbas kebijakan tarif besar-besar yang diambil Presiden Donald Trump.

Begitu pun dengan Bank of America (BofA), yang menilai Apple akan merasa semakin sulit untuk memproduksi iPhone sepenuhnya di dalam negeri.

Dalam catatan analis terbaru yang dirilis Rabu (9/4), BofA menguraikan bahwa Apple kemungkinan besar dapat merakit iPhone-nya di Amerika.

Namun kompleksitas rantai pasokan telepon pintar berarti bahwa sub-rakitan telepon pintar kemungkinan harus diimpor ke AS.

Apple akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan rantai pasokan iPhone domestik, kata BofA, karena mempertahankan target harga $250 untuk Apple dan peringkat Beli untuk perusahaan tersebut.

Bank of America (BofA) menyampaikan bahwa meskipun Apple akan merasa mudah merekrut tenaga kerja untuk memproduksi iPhone di AS, mereka akan merasa sulit untuk memproduksi sub-rakitan ponsel di sini.

Baca Juga: Tak Punya Pabrik di AS, Apple Sekarang Kena Batunya

iPhone terbuat dari berbagai komponen, seperti modul kamera dan papan logika (logic board). Komponen-komponen ini bersumber dari perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sebagai bagian dari rantai pasokan yang sangat kompleks yang terpusat di China.

Akibatnya, BofA yakin “sebagian besar sub-rakitan akan tetap diproduksi di tempat lain, dirakit di China, dan diimpor ke AS.”

Mereka menambahkan bahwa “memindahkan seluruh rantai pasokan iPhone akan menjadi pekerjaan yang jauh lebih besar dan kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, jika memungkinkan.”

Namun, bank tersebut mempertahankan target harga dan peringkatnya pada saham Apple karena arus kas yang stabil dan potensi untuk memperkenalkan kasus penggunaan AI canggih melalui iPhone.

BofA juga memetakan dampak pada harga iPhone jika Apple mengalihkan produksi ke AS. Ia berspekulasi bahwa tanpa tarif tetapi dengan biaya tenaga kerja AS yang lebih tinggi, harga dapat naik hingga 25% sementara jika Apple terkena dampak tarif timbal balik, maka harganya akan naik lebih dari 90%.

Akibatnya, BofA menyimpulkan bahwa Apple “akan memerlukan keringanan tarif pada komponen/sub-rakitan yang diproduksi secara global agar peralihan manufaktur dapat dilakukan.”

BofA menambahkan bahwa karena rencana Apple dibentuk untuk jangka panjang, lembaga keuangan itu tidak “mengharapkan Apple mengambil langkah memindahkan manufaktur ke AS.”

Baca Juga: Apple Dikabarkan Fokus Produksi di Brasil, Imbas Tarif Impor AS

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |